Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Yunus

Kemandirian Pilar Dalam Kebersamaan Saling Berpadu

Trilogi M di Kompasiana Jelang 2nd Anniversary

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjelang ulang tahun ke-2 berada dalam rumah kata kompasiana, bermula dari berkompasiana semenjak 25 Desember 2009 dengan judul tulisan pertama Traveling 1 Rupiah. Tulisan ini di adalah awal mula dan spirit untuk terus menulis setiap hari. Kemudian tulisan demi tulisan hadir dalam rumah kata kompasiana. Dalam beberapa bulan sempat tidak menulis di kompasiana hal ini berlangsung pada bulan Mei hingga September 2010, ketika melakukan menapak nusantara. Semua yang berhubungan dengan media online tidak aktif.

Sebalik dari menapak nusantara, maka dimulailah kembali merangkai kata dalam rumah kata kompasiana. Banyak hal yang menarik dan unik diulas, ditelaah, diteliti dan dipreteli. Berbagai apresiasi hadir ke pada seluruh penghuni warga kata kompasiana. Pada ulang tahun yang ke 3 kompasiana di FX Plasa. Inilah kesempatan pertama saya hadir dalam kopi darat dengan rekan-rekan warga kata kompasiana.

Mencoba untuk menelaah diri sendiri dalam berkompasiana adalah hal terpenting untuk menilai kualitas tulisan yang hadir kehadapan publik. Sebelum menulis di kompasiana, kebiasaan menulis masih berada di blog pribadi yang beralamat di www.muhamadyunus.blogspot.com, www.syifaaumumtaz.blogspot.com dan www.bmmuzakki.blogspot.com, serta catatan di facebook. Namun semenjak mengenal kompasiana maka perhatian terhadap blog pribadi dan catatan facebook secara perlahan menghilang.

Memang terdapat ritme dalam menulis, kadang kala dalam sehari bisa menyelesaikan beberapa artikel, baik yang memeliki kedalaman maupun tulisan ringan. Menelusuri tulisan demi tulisan dan dalam kategori maka tulisan dalam dunia fiksi adalah yang hampir tidak ada. Hanya ada 2 tulisan dan itupun di bagian cermin.

Setelah melakukan pembedahan alur dan pola menulis. Maka ada beberapa hal yang menjadi focus setelah ulang tahun ke-2 menjadi warga kata kompasiana. Pertama, menyelesaikan beberapa naskah tulisan yang terbengkalai terutama naskah tulisan buku Sang Pemenang Pembelajar. Naskah ini telah memiliki pemecahan dalam beberapa bab, sub bab dan juga bahan-bahan mentah. Dalam laptop telah tersedia beberapa tulisan tentang sang pemenang pembelajar dan insya Allah setelah ulang tahun ke-2 akan hadir di rumah kata kompasiana dalam bentuk tulisan berseri. Tulisan ini hadir dengan seminar motivasi nasional pertama tentang menjadi Sang Pemenang Pembelajar di Universitas Bung Hatta Kota Padang tanggal 24 Desember 2011 sebagai sebuah moment persiapan peluncuran buku Sang Pemenang Pembelajar.

Selanjutnya, sebelum ulang tahun ke-2 ada sebuah naskah buku tentang Puasa Bicara, Berbukalah dengan Menulis yang telah masuk bagian ke-5. Tulisan ini di dedikasikan untuk hadiah personal untuk tetap menulis walau tidak setiap hari. Hal ini berangkat dari pengalaman pribadi dalam menulis baik di blog pribadi, catatan facebook dan rumah kata kompasiana. Serial tulisan ini sebagai hadiah ulang tahun ke-2 berkompasiana sekaligus hadiah ulang tahun hadir sebagai manusia di muka bumi yang akan jatuh beberapa hari kedepan.

Ada beberapa tulisan yang belum terselesaikan, hal ini membutuhkan riset dan juga pengayaan materi. Yakni serial tulisan The Islamic Cash Flow Quadrant yang baru hadir bagian pertama. Beberapa bagian dari tulisan telah pernah dipublish sebelumnya di catatan facebook. Setelah ulang tahun ke-2 di rumah kata kompasiana insya Allah akan hadir setiap minggu secara serial. Jika lupa mohon diingatkan, tulisan ini akan hadir setiap hari jum'at.

Setelah membaca ulang beberapa tulisan, terdapat tiga kekuatan utama untuk tetap berada dalam ranah merangkai kata dan mengikat makna.

Pertama, siklus membaca. Tiada sesuatu dapat dituliskan ketika tidak bisa membaca. Membaca bukan hanya yang tertulis dalam rangkaian kata, namun membaca apa yang tidak tertulis. Baik membaca fenomena alam, membaca apa yang didengar, dilihat, dirasa dan dialami. Siklus membaca literasi adalah hal yang sangat menentukan bagaimana sebuah tulisan memiliki "sesuatu" apakah ia hidup, menggerakkan atau malah membutuhkan proses fermentasi ulang untuk dapat bermanfaat.

Kedua, siklus menganalisa. Letak pilar kedua untuk dapat menulis adalah kemampuan untuk menganalisa. Sebuah tulisan memiliki kedalaman pembahasan berasal dari kemampuan penulis untuk menganalisa beberapa fakta-fakta yang ada dan merangkai dalam bentuk sebuah logika tersendiri. Kemampuan menganalisa berbanding lurus dengan siklus membaca yang tinggi.

Ketiga, siklus menulis. Inilah tahap melahirkan berbagai ide dan pemikiran yang tersusun rapi, indah dan bermakna dalam deretan huruf berbentuk kata yang bersusun rapi dalam kalimat. Susuna kalimat membentuk paragraf yang lengkap. Sedikit orang yang memiliki kemauan untuk masuk dalam siklus menulis. Sebuah siklus yang membutuhkan kematangan dalam siklus membaca dan kedalaman dalam menganalisa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline