Tulisan ini lahir dari sebuah komentar di tulisan omjay dan juga materi kuliah Leadership untuk mahasiswa Universitas Azzahra di kampus fatmawati pada hari sabtu kemaren. Semoga bermanfaat bagi kita semua melihat bagaimana realitas kepemimpinan yang membawa kepada hal yang kurang memanusiakan manusia.
Menelisik dan melumat jejak langkah para pemimpin besar yang terus menjadi inspirasi, teladan dalam sepanjang kehidupan terbentang. Para rasul utusan Allah swt yang hadir setiap kaum dan zaman membawa kebenaran dan konsisten tanpa pernah berhenti untuk menyampaikan dan terus menyampaikan.
Juga menelaah bagaimana pemimpin sekaliber para sahabat Rasulullah, pemimpin besar seperti malcom x, nelson mandela, meninggalkan getaran getaran yang terus bergerak menginspirasi, memompa semangat. Bagaimana seorang Mahatma Ghandi mampu menggerakkan masyarakat India untuk melawan penjajahan Ingris, tanpa banyak bicara.
Ada sebuah kerinduan untuk melihat pemimpin pada tataran elit pemerintahan yang dapat menjadi gerbong kebaikan, dan bukan membawa kepada gerbong kehancuran. Dalam berbagai diskusi dan juga dinamika politik, ekonomi terjadi sebuah kehancuran sistemik keteladanan. Hampir setiap gerak tidak ada kesatuan ayunan ke arah lebih baik.
Menelaah berbagai buku leadership dan juga metode penyampaian materi perkuliahan ada sebuah hal yang hilang dan tidak tersambung. Pengalaman ketika kuliah leadership hanya berkutat dengan konsepsi teoritik, dan sangat berbeda dengan mengikuti beberapa pelatihan kepemimpinan di beberapa organisasi kemahasiswaan, perusahaan yang dihantarkan oleh para pelaku atau pemimpin.
Hemat penulis ada sesuatu yang menjadikan kepemimpinan seseorang terus menerus bergetar. Hal ini teramkum dalam ASK ME, yakni:
Attitude (sikap). Menelisik sikap Rasulullah saw untuk hidup seperti pengikut beliau. Kehidupan beliau sebelum menjadi rasul adalah pengusaha sukses kemudian beliau menginfakkan seluruh harta beliau untuk kaum tertindas. Berjuang untuk menegakkan kemanusian, menghapuskan perbudakan. Hidup dalam kesederhanaan, kebersamaan yang menghunjam dalam sanubari para sahabat dan ummat Islam. Begitu juga sikap yang diambil oleh Mahatma Gandhi dan para pemimpin lainnya. Kekuatan sikap yang konsisten membela kebenaran.
Skill (Keahlian) Keahlian memimpin diri sendiri untuk terus menerus menularkan kepada orang sekitar. Terlahir dari pembelajaran dalam kehidupan. Keahlian untuk menyentuh sisi kemanusian atau fitrah. Nelson mandela dengan keahlian memetakan problematika bangsa afrika selatan ia meresonansikan sebuah spririt kemedekaan dan kesetaraan antara kulit hitam dengan kulit putih. Resonansi skill dari pemimpin inilah yang menguatkan sikap sang pemimpin.
Knowledge (Pengetahuan) Menelusuri labirin-labirin ilmu pengetahuan, realitas masyarakat yang dihadapi. Berdenyut besama hakikat kemanusiaan melahirkan sebuah pengetahuan komprehensif tentang masyarakat, pengikut. Seorang pemimpin adalah pembelajar sepanjang hidup dari siapapun. Rasulullah dalam sebuah kisah bertanya kenapa seorang sahabat yang berprofesi sebagai petani kurma. Kenapa engkau mengawinkan tamar dan tidak membiarkannya saja. Sahabat menjawab bahwa hasil yang didapat lebih baik. Dan rasulullah memahaminya dan berkata engkau lebih mengetahui tentang duniamu.
Meaning of Life (Makna/nilai kehidupan) Dari sikap yang inheren atau menyatu dengan kemampuan dan pengetahuan melahirkan dan memancarkan sebuah makna akan kehidupan. Makna yang tersusun menjadi nilai-nilai pedoman bagi pengkut. Ketika memapar kehidupan para pemimpin kita akan menemukan nilai yang terus mereka perjuangkan.
Energy. Inilah hal utama yang membedakan antara pemimpin dengan pengikut. Banyak orang yang mempunyai sikap, keahlian, pengetahuan, makna hidup namun tidak memiliki kekuatan besar dan terus menerus. Para pemimpin besar memiliki energy yang terus menerus menyala. Tiada kata untuk berhenti menyalukan energy kepemimpinan. Lewat sikap mereka, lewat keahlian mereka, lewat pengetahuan mereka dan juga lewat makna hidup. Sampai hari ini energy itu tetap hidup.