Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Yunus

Kemandirian Pilar Dalam Kebersamaan Saling Berpadu

Awas Siklus Intelektual Warga Kampus Mandek!

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Knowledge Management menjadi sebuah sistem rekam jejak bagi beberapa perusahaan, diantaranya samsung, unilever dan beberapa perguruan tinggi diluarnegri. Pengetahuan yang beredar dari setiap orang dalam sebuah organisasi adalah asset yang akan membentuk organisasi semakin baik dari tahun ketahun.

Belajar dari Samsung yang sukses mengembangkan produk berbasis android dan juga produk murah nan elegan. Bukanlah sebuah karya produk yang datang begitu saja. Didalamnya ada Riset and Development dari pengamatan dari insan samsung.

Setiap kita mempunyai kesempatan sama dan ruang untuk mengetahui sesuatu secara lebih rinci dan jelas. Bagi seorang ilmuan maka ia akan mampu melihat bagaimana sebuah ilmu dan cabang-cabang ilmu yang saling berinteraksi satu sama lain. Bagi seorang pedagang ia juga mengetahui berbagai peluang dan juga tantangan yang dihadapi dalam menjalankan bisnis.

Kemudian apakah pengalaman, penglihatan dan inspirasi itu hanya menjadi sebuah obrolan atau sesuatu yang menguap begitu saja dalam dunia kampus? Jawabannya mestinya tidak. Bila hal ini terjadi, maka sebuah kampus dan civitas akademiknya akan kering dalam pertumbuhan ilmu pengetahuan. Terkadang terjadi kekerdilan intelektual baik dari segi dosen, mahasiswa maupun staf kampus.

Keberadaan warga kampus yang tercerahkan menjadi lebih baik dan berkembang. Hal ini membutuhkan berbagai kebijakan dan juga peraturan yang mendukung. Indikator siklus intelektual kampus hidup bisa diukur dan ditelusuri dengan cara:


  1. Penerbitan berkala jurnal kampus. Baik skala universitas, fakultas maupun jurusan. Hal ini membuktikan tentang bagaimana sebuah kajian dari dosen lewat penelitian sendiri maupun  bersama dengan mahasiswa. Tradisi yang terbangun biasanya dari hasil penelitian skripsi atau tugas akhir mahasiswa.
  2. Penerbitan koran kampus baik skala online, maupun cetak. Beberapa koran kampus diinisiasi oleh Unit Kegitan Mahasiswa.
  3. Perpustakaan online kampus dan perpustakaan fakultas atau jurusan. Untuk dapat mengakses ini dapat dilihat dari ketersediaan koleksi kampus untuk dapat diakses 24 jam. Belum beberapa kampus yang mampu menerapkan perpustakaan bisa diakses sampai malam.
  4. Artikel-artikel ilmiah dalam bentuk workshop, seminar maupun panelis dengan mendatangkan ahli-ahli dalam bidangnya masing-masing. Kampus yang memiliki jadwal publikasi adalah kampus yang hidup nuansa siklus intelektual.
  5. Makalah-makalah mahasiswa dari hasil riset beberapa matakuliah. Dalam pelacakan penulis, makalah-makalah ini biasanya hasil dari inisiatif mahasiswa untuk berbagai. Publikasi ini terdapat dalam blog pribadi mahasiswa.
  6. Pengabdian masyarakat. Hal ini termasuk dalam menelusuri jejak bagaimana aplikasi riset dikalangan masyarakat umum terutama warga tetangga kampus.


Sedangkan dalam konteks diskusi dan kajian tematik yang mampu mendokumentasikan tacit-tacit knowledge (pengetahuan praktis) sering kali terlupakan. Hal ini berakar dari kelumpuhan dalam dokumentasi pembicaraan. Bisa diperhatikan dalam tanya jawab seminar maupun perkulihan.

Dari sisi manajemen pengetahuan kampus siklus pengetahuan ini mesti tertata dalam budaya dan atsmosfir yang menopang tumbuh berkembangnya intelektual warga kampus. Menelisik dalam media blogsosial belum banyak warga kampus yang hadir dalam diskusi tematik berdasarkan institusi pendidikan.

Pelacakan hasil karya intelektual warga kampus hanya dapat ditelusuri dari tulisan personal dosen atau mahasiswa yang ingin berbagi untuk orang lain.

Mandek atau berkembangnya siklus intelektual warga kampus tergantung dari pimpinan universitas, dekan dan ketua jurusan yang doyan membaca dan keranjingan untuk menulis. Bila tidak maka menelusuri jejak inteletual dosen dan mahasiswa teramat sulit dan berliku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline