Lihat ke Halaman Asli

Dokumenter Terbaik Festival Film Dokumenter 2013

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13872364541717410181

“Menghantarkan film Kampung Tudung sampai menjadi finalis dalam ajang FFD itupun sudah merupakan kemenangan bagiku, apalagi mendapat penghargaan sebagai Film Dokumenter Terbaik, itu adalah bonus dan keberuntungan bagi mereka (pembuat film)” Ungkap Teguh Rusmadi salah satu pendamping produksi film Kampung Tudung [caption id="attachment_284335" align="aligncenter" width="470" caption="Yuni Menerima Penghargaan Film Dokumenter Terbaik Kategori Pelajar, di Gedung Societet Militair Jogjakarta  (14/12) | Foto: Dok FFD2013"][/caption]

Film Dokumenter berjudul Kampung Tudung garapan Yuni Etifah siswi SMK N1 Kebumen diganjar sebagai FILM DOKUMENTER TERBAIK Kategori Pelajar dalam ajang FESTIVAL FILM DOKUMENTER 2013.

Festival Film Dokumenter (FFD) Yogyakarta adalah festival film pertama di Indonesia dan di Asia Tenggara, yang khusus menangani film dokumenter. FFD dilaksanakan secara rutin setiap tahun di bulan Desember berturut-turut semenjak tahun 2002. Dan banyak komunitas film se-Indonesia menjuluki FFD sebagai barometer dokumenter dunia.

Film Kampung Tudung ini bercerita tentang masyarakat desa Grujugan, Kebumen yang mayoritas adalah Pengrajin Tudung. Dalam film ini Yuni mencoba merekam dengan jelas aktifitas masyarakat desa Grujugan hingga suasana desa yang masih asri. Yuni ingin memberikan hadiah bagi desanya berupa film. Dan tak disangka-sangka film itu justru mendapat penghargaan dalam ajang Festival Film Dokumenter (FFD) 2013 sebagai Film Dokumenter Terbaik Kategori Pelajar.

Berdasarkan penuturan Agustinus Prih Adiartanto di malam Penganugerahan FFD 14 Desember 2013 di Gedung Societet Militer Jogjakarta, “Film ini berhasil menyampaikan informasi secara runut dan detail. Selain itu teknis eksekusi disajikan dengan rapi sehingga pesan film tersampaikan dengan jelas. Kemasan film ini mampu membuat objek yang sederhana, menjadi lebih bermakna.” Ungkapnya saat membacakan hasil keputusan Dewan Juri Dokumenter Pelajar yang terdiri dari Lulu Ratna, Ifa Isfansyah dan Agustinus Prih Adiartanto.

Yuni Etifah yang saat itu tidak menyangka filmnya bakal mendapat penghargaan di ajang Festival Film Dokumenter (FFD) merasa sangat bersyukur. Baginya ini adalah awal untuk terus berkarya melalui jalur film. “Ini merupakan penglaman pertama saya, dan melalui penghargaan ini saya akan terus berkarya semampu saya” ungkapnya sambil mencium piala FFD yang selalu digenggamnya selama perjalanan dari Jogja ke Kebumen.

Film itu digarap dalam masa Prakerin siswa SMK N1 Kebumen di TBM (Taman Belajar Multimedia) Sangkanparan Cilacap beberapa bulan lalu. Sebelum memproduksi film itu, mereka telah diberikan pelatihan tentang sinematografi. Mulai dari proses pencarian ide, kemudian menuliskannya, hingga pada proses produksi itu sendiri. Insan Indah Pribadi selaku pengelola komunitas Sangkanparan menuturkan bahwa dalam proses produksi siswa langsung mempraktekannya sendiri apa yang telah ia pelajari sebelumnya. “Mereka menyutradarai sendiri, Kamera dipegang langsung oleh siswa, bahkan sampai editingpun, siswa yang melakukan, kami hanya mendampingi” ungkapnya.

Sementara itu, Cahyo Warsito selaku guru pendamping SMK N1 Kebumen yang saat itu turut hadir dalam 2 acara yang berbeda ini berharap adanya dukungan dari berbagai pihak agar anak-anak remaja bias terus termotivasi dalam berkarya. “Saya berharap dukungan tak hanya datang dari sekolah, namun juga keluarga terdekat dan juga lingkungan disekitar. Hal itu sangat berpengaruh terhadap siswa untuk berkarya lebih baik lagi” ungkapnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline