Lihat ke Halaman Asli

Cara Bahagia Ala Anggun C Sasmi

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anggun C Sasmi - Echoes

Hari-hari belakangan ini, sejumlah stasiun radion di kota-kota Indonesia sedang rajin-rajinnya memutar lagu terkini Anggun C Sasmi, Hanyalah Cinta dan Only Love. Kedua lagu ini terhimpun dalam album terbaru Anggun bertajuk Echoes. Album ini baru saja dirilis, yaitu pada 11 Mei 2011. Kedua lagu tersebut memang enak didengar. Pantesan, keduanya langsung nangkring di posisi teratas pada tangga lagu di sejumlah stasiun radio. Namun, dari album Echoes ini, kami lebih tergila-gila pada lagu Buy Me Happiness. Lagu ini bukan hanya terdengar merdu di telinga, melainkan juga terasa bergema di hati.

anggun in red

Pada bagian awal lagu Buy Me Happiness, Anggun bersenandung dengan nada rendah. Tapi di bagian chorus, tiba-tiba nyanyian Anggun berubah tinggi meliuk-liuk. Ritme melodinya menjadi riang. Permainan vokalnya terkesan lincah dan mempesona. Pada bagian isi atau syair lagu Buy Me Happiness, Anggun tampaknya sedang melakukan perenungan diri. Namun dengan refleksi diri ini, Anggun pun melancarkan sindiran halus kepada kita yang cenderung menjadikan belanja sebagai hobi. Mungkin kita menyangka bahwa materi adalah faktor mutlak penentu kebahagiaan. Tapi Anggun, penggemar sepatu bersol merah yang kini bergelimang uang, berpandangan lain:

"I could use that red-soled shoes. With this tight jeans, see what I mean? Or maybe that long dress made to impress. Deserve that too. All those fancy things. Fail to make my heart sing. Can’t buy me happiness." ~ Anggun C Sasmi, *Buy Me Happiness*
"Sepatu bersol merah itu bisa saja aku dambakan. Serasi dengan celana jeans-ku, bukan? Atau mungkin dengan gaun panjang itu; sesuai juga, bukan? Tapi semua barang mewah itu gagal membuat hatiku berdendang, tak bisa membelikan aku kebahagiaan." ~ Anggun C Sasmi, *Buy Me Happiness*

Dengan lagu ini, Anggun menegaskan jalan hidupnya. Ia bukanlah pengoleksi barang-barang mahal, bahkan walaupun mampu untuk itu. Anggun yakin, gaya hidup yang materialistis bukanlah cara yang tepat untuk menjadi bahagia. Lantas kalau bukan dari materi, dari manakah Anggun mencari kebahagiaannya? No problem. Ada banyak jalan lain menuju kebahagiaan. Beberapa diantaranya diungkapkan di artikel "Cara Praktis dan Ilmiah untuk Menjadi Bahagia".




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline