Lihat ke Halaman Asli

SANG GURU BIMBEL

Sang Guru Management

Menggenggam Cinta, Melepaskan Rasa

Diperbarui: 24 Oktober 2024   20:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

media.istockphoto.com

Di sebuah kota kecil bernama Liranta, terdapat pasangan suami-istri yang hidup bahagia. Dara dan Radit telah menikah selama lima tahun. Kehidupan mereka tenang, diwarnai oleh kesederhanaan cinta yang tumbuh seiring waktu. Namun, di tengah keharmonisan itu, Dara mulai merasa sesuatu yang tidak pernah ia duga sebelumnya---hatinya mulai bergetar untuk pria lain.Pria itu bernama Arga, seorang teman lama dari masa kuliah yang tak sengaja bertemu lagi di sebuah acara kantor. Arga adalah tipe pria yang selalu penuh semangat, ceria, dan memiliki pandangan hidup yang bebas, sangat berbeda dengan Radit yang serius dan selalu tenang. Pertemuan mereka yang awalnya hanya sekadar reuni, lambat laun berubah menjadi momen-momen yang semakin intens dan dekat.

---

Suatu sore di kafe kecil di tepi sungai, Arga dan Dara duduk berhadapan, menikmati teh hangat di bawah langit senja.

"Kamu masih ingat dulu, kita sering ngobrol di kampus sampai lupa waktu?" tanya Arga sambil tersenyum, matanya berbinar menatap Dara.

Dara tersenyum kecil, menunduk sejenak. "Aku ingat, Arga. Waktu itu kita... ya, sepertinya selalu punya banyak hal untuk dibicarakan."

Arga tertawa pelan. "Ternyata, lima tahun nggak banyak berubah ya? Aku masih suka melihatmu tersenyum seperti ini."

Dara merasakan jantungnya berdegup lebih kencang. "Arga..." ia memulai dengan suara pelan. "Kita nggak bisa terus begini."

"Apa maksudmu?" Arga mencondongkan tubuhnya sedikit lebih dekat. "Aku tahu kamu sudah menikah. Aku menghargai itu. Tapi... kamu dan aku, Dara, ada sesuatu di antara kita yang nggak bisa kita abaikan begitu saja."

"Aku sudah punya Radit, Arga," Dara menunduk, merasa bersalah. "Aku mencintainya."

"Aku tahu," Arga menghela napas, tatapannya berubah sendu. "Tapi, kamu nggak bisa memungkiri bahwa ada sesuatu yang spesial di antara kita. Setiap kali kita bersama, aku merasakan itu. Dan aku tahu kamu juga merasakannya."

Dara terdiam, matanya terarah ke langit senja yang semakin gelap. Perasaan bersalah menghantui pikirannya, tapi hatinya, entah bagaimana, menginginkan Arga. Momen-momen manis yang mereka habiskan bersama, percakapan mendalam yang hanya bisa mereka pahami, semuanya membuatnya terlena.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline