Lihat ke Halaman Asli

Dewi Hasimah

mahasiswa

Efek Redenominasi Mata Uang

Diperbarui: 1 Desember 2023   08:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Efek redenominasi mata uang rupiah

Redenominasi adalah proses penyederhanaan nilai mata uang tanpa mengubah nilai tukarnya. Misalnya, mata uang rupiah yang sekarang bernilai Rp 1.000 akan disederhanakan menjadi Rp 1. Hal ini bertujuan untuk memudahkan transaksi dan pencatatan keuangan, serta meningkatkan kredibilitas dan kesetaraan mata uang Indonesia dengan negara lain.

Redenominasi berbeda dengan sanering, yang merupakan pemotongan nilai mata uang akibat inflasi. Sanering akan mengurangi daya beli masyarakat, sedangkan redenominasi tidak. Redenominasi hanya mengubah penampilan mata uang, bukan nilainya.

Efek redenominasi terhadap ekonomi dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain:

1. Aspek psikologis. Redenominasi dapat meningkatkan rasa percaya diri dan optimisme masyarakat terhadap perekonomian Indonesia. Masyarakat akan merasa bahwa mata uang Indonesia lebih setara dengan mata uang negara maju, seperti dolar Amerika atau euro. Redenominasi juga dapat mengurangi kesan negatif dari inflasi, yang membuat harga barang dan jasa terus meningkat.
2. Aspek teknis. Redenominasi dapat menghemat biaya teknologi dan administrasi yang digunakan dalam transaksi dan pencatatan keuangan. Misalnya, mesin ATM, kasir, komputer, printer, dan sebagainya. Redenominasi juga dapat mempermudah pembacaan laporan keuangan, baik oleh pihak perbankan, pemerintah, maupun masyarakat. Redenominasi juga dapat mengurangi risiko kesalahan dalam perhitungan dan penulisan angka.
3. Aspek ekonomi makro. Redenominasi dapat meningkatkan daya saing ekspor Indonesia di pasar internasional. Hal ini karena mata uang Indonesia akan terlihat lebih murah dan menarik bagi pembeli asing. Redenominasi juga dapat menarik investasi asing ke Indonesia, karena menunjukkan stabilitas dan kemajuan perekonomian Indonesia. Redenominasi juga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Namun, redenominasi juga memiliki beberapa risiko dan tantangan, antara lain:
• Risiko inflasi. Redenominasi dapat menimbulkan inflasi jika tidak disertai dengan kebijakan moneter dan fiskal yang tepat. Hal ini karena masyarakat dapat salah mengartikan redenominasi sebagai sanering, dan berpikir bahwa nilai uang mereka berkurang. Akibatnya, masyarakat dapat menaikkan harga barang dan jasa, atau menimbun barang tertentu. Hal ini dapat mengganggu stabilitas harga dan daya beli masyarakat.
• Biaya sosialisasi dan implementasi. Redenominasi membutuhkan biaya yang besar untuk sosialisasi dan implementasi. Sosialisasi bertujuan untuk memberikan pemahaman dan edukasi kepada masyarakat tentang redenominasi, agar tidak terjadi kebingungan dan kepanikan. Implementasi bertujuan untuk mengganti uang lama dengan uang baru, baik dalam bentuk kertas maupun elektronik. Hal ini membutuhkan kerjasama antara pemerintah, Bank Indonesia, perbankan, dan sektor usaha.
Oleh karena itu, redenominasi harus dilakukan dengan hati-hati dan persiapan yang matang. Redenominasi harus didasarkan pada kondisi ekonomi yang stabil dan inflasi yang rendah. Redenominasi juga harus didukung oleh kebijakan moneter dan fiskal yang konsisten dan koordinatif. Redenominasi juga harus disosialisasikan dengan baik dan luas kepada masyarakat, agar tidak terjadi salah paham dan resistensi. Redenominasi juga harus diimplementasikan dengan efektif dan efisien, agar tidak menimbulkan masalah teknis dan operasional




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline