Lihat ke Halaman Asli

Dewi Hasimah

mahasiswa

Sejarah Evolusi Uang

Diperbarui: 1 Desember 2023   01:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sejarah Evolusi Uang

Uang adalah alat tukar yang digunakan oleh manusia untuk mempermudah transaksi barang dan jasa. Uang memiliki nilai yang diakui oleh masyarakat dan dapat berupa kertas, logam, atau digital. Namun, uang tidak selalu berbentuk seperti yang kita kenal sekarang. Sejak zaman prasejarah hingga modern, uang telah mengalami banyak perubahan dan perkembangan. Berikut adalah sejarah evolusi uang dari masa ke masa.

1. Sistem Barter
Sistem barter adalah sistem pertukaran barang tanpa menggunakan uang. Sistem ini sudah ada sejak zaman prasejarah, ketika manusia masih hidup berburu dan mengumpulkan makanan. Contohnya, seorang pemburu dapat menukar daging rusa dengan buah-buahan yang dikumpulkan oleh orang lain. Sistem barter juga digunakan oleh berbagai peradaban kuno, seperti Mesir, Babilonia, Yunani, dan Roma. Sistem barter memiliki beberapa kelemahan, seperti kesulitan menentukan nilai tukar yang setara, keterbatasan jenis barang yang dapat ditukar, dan masalah penyimpanan dan pengangkutan barang.

2. Uang Komoditas
Uang komoditas adalah barang yang memiliki nilai intrinsik atau nilai guna, dan dapat digunakan sebagai alat tukar. Uang komoditas dapat berupa benda-benda alam, seperti cangkang kerang, garam, biji-bijian, atau logam mulia. Uang komoditas juga dapat berupa barang-barang buatan, seperti kain, perhiasan, atau senjata. Uang komoditas mulai digunakan sejak zaman kuno, terutama oleh bangsa-bangsa yang melakukan perdagangan lintas wilayah. Uang komoditas memiliki beberapa kelebihan, seperti mudah diterima oleh masyarakat, memiliki nilai yang stabil, dan dapat digunakan sebagai barang konsumsi. Namun, uang komoditas juga memiliki beberapa kekurangan, seperti tidak seragam, tidak mudah dibagi, dan mudah rusak atau hilang.

3. Uang Logam
Uang logam adalah uang yang dibuat dari logam, biasanya emas, perak, atau tembaga. Uang logam mulai digunakan sekitar abad ke-7 SM oleh bangsa Lydia, yang merupakan kerajaan di Asia Kecil. Uang logam memiliki bentuk bulat dan dicap dengan simbol atau gambar yang menunjukkan asal dan nilai uang. Uang logam kemudian menyebar ke berbagai wilayah, seperti Yunani, Roma, India, Cina, dan Timur Tengah. Uang logam memiliki beberapa keunggulan, seperti mudah dibawa, mudah dibagi, dan memiliki nilai yang tinggi. Namun, uang logam juga memiliki beberapa kelemahan, seperti mudah dipalsukan, mudah berkarat, dan membutuhkan penimbangan dan pengujian.

4. Uang Kertas
Uang kertas adalah uang yang dibuat dari kertas atau bahan serupa, yang dicetak dengan tinta dan desain tertentu. Uang kertas mulai digunakan sekitar abad ke-7 M oleh bangsa Cina, yang merupakan negara pertama yang menciptakan uang kertas. Uang kertas awalnya digunakan sebagai surat berharga yang dapat ditukar dengan uang logam, namun kemudian menjadi alat tukar yang sah. Uang kertas kemudian berkembang di berbagai negara, seperti Eropa, Amerika, dan Indonesia. Uang kertas memiliki beberapa kelebihan, seperti ringan, mudah dibawa, dan mudah dibuat. Namun, uang kertas juga memiliki beberapa kelemahan, seperti mudah rusak, mudah dipalsukan, dan dapat menyebabkan inflasi.

5. Uang Digital
Uang digital adalah uang yang tidak memiliki bentuk fisik, namun hanya berupa data elektronik yang disimpan di media digital, seperti kartu, komputer, atau ponsel. Uang digital mulai digunakan sekitar abad ke-20 M, seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Uang digital dapat berupa uang elektronik, yang merupakan uang yang disimpan di kartu atau chip, seperti kartu kredit, kartu debit, atau e-money. Uang digital juga dapat berupa uang virtual, yang merupakan uang yang digunakan di dunia maya, seperti Bitcoin, Ethereum, atau Dogecoin. Uang digital memiliki beberapa keuntungan, seperti praktis, cepat, dan aman. Namun, uang digital juga memiliki beberapa tantangan, seperti rentan terhadap serangan siber, kurang diawasi oleh otoritas, dan belum diterima secara luas.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline