Lihat ke Halaman Asli

Risandi Daeng Sitaba

Orang yang hidup hanya memiliki uang, adalah orang paling miskin di dunia

Covid-19, Pengaruhi Ekonomi Nelayan Desa Limbo

Diperbarui: 8 April 2020   16:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagaimana Kehidupan Nelayan Ditengah Wabah Corona...? (dokpri)

Penyebaran Covid-19 berdampak signifikan terhadap perekonomian Nelayan Desa Limbo Kabupaten Pulau Taliabu. Berdasarkan informasi yang didapatkan 08/04/2020, hasil tangkapan Nelayan setelah terjadinya penyebaran covid-19 cenderung meningkat, namun sebagian besar nelayan bingung akan dijual kemana hasil tangkapan mereka, disebabkan beberapa penampung/pembeli hasil, tidak lagi membeli hasil tangkapan mereka. 

Salah satu penyebabnya yaitu, kapal yang biasanya mengangkut hasil tangkapan berhenti beroperasi untuk sementara waktu guna menghindari penyebaran covid-19, olehnya beberapa pembeli/penampung hasil tangkapan nelayan menghentikan aktivitasnya.

"Masih tempo so pulang gara-gara gabus so pono, tapi gara-gara corona tidak tau mo jual kemana" ungkap Jetho Alfin salah seorang warga Desa Limbo melalui akun facebook miliknya.

Hasil Tangkapan Ikan Cakalang warga Desa Limbo Sumber : Facebook/Jetho alfin

Desa Limbo yang merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Taliabu Barat, Kabupaten Pulau Taliabu. Desa tersebut dikenal dengan hasil-hasil perikanannya yang melimpah, diantaranya yang dikenal yaitu sebagai penghasil gurita.

Rifan Daeng Sitaba selaku Kasi Pemerintahan Desa Limbo, melalui wawancara via telepon 08/04/2020 menyampaikan sebelum penyebaran covid-19 harga jual gurita perkilogram mencapain Rp.70.000,- perkilogram kemudian turun hingga Rp.40.000,- perkilogramnya pada awal penyebaran covid-19. 

Kondisi ini semakin parah setelah pemerintah memberlakukan Social Distancing yang menyebabkan hasil gurita tidak dibeli lagi, sebab perusahan pembeli gurita berhenti beroperasi dan tak lagi membeli hail tangkapan gurita nelayan.

Harga gurita anjlok dari Rp.70.000,- turun drastir hingga Rp.40.000,- per-kilogram. Sumber : Facebook/ Jetho alfin 

"Pokoknya hasil-hasil nelayan sudah tidak ada lagi yang beli, ikan, gurita, dan yang lainya sudah tidak ada penampung yang mau beli, ikan hanya dijual di kampung saja itupun harganya murah, kalau rumput laut masih ada yang beli tapi harganya murah dan rumput laut saat ini lagi kurang sehat" tutupnya.

Kondisi ini sangat berpengaruh terhadap perekonomian nelayan setempat, disebabkan sebagian besar warga Desa Limbo merupakan nelayan penangkap gurita, tidak adanya pembeli gurita akan memperparah keadaan.

Penyebaran covid-19 juga berimbas pada meningkatnya harga bahan baku di Desa Limbo, sementara sumber pendapatan warga saat ini sedang menurun secara drastir. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline