Lihat ke Halaman Asli

Flash Fiction: Pilkada

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di atas mimbar ...

"Saudara-saudara, bersama ini saya ucapkan terima kasih atas dukungan seluruh warga kota ini yang telah bekerja sama untuk membangun dan memajukan kota ini. Anda semua adalah penggerak utama dari kota ini. Saya hanya sekedar menjalankan titipan amanah dari seluruh warga. Saya tidak bisa menjadi apa-apa dan bukan siapa-siapa saat harus bekerja sendirian. Anda semua adalah pemilik kota ini. Saya hanya sekedar pelayan yang berusaha memberikan hasil terbaik buat anda semuanya."

Plok ... plok ... plok ...
(suara tepuk tangan keras memenuhi gedung pertemuan)

"Saudara-saudara, dalam bulan ini ... beberapa tokoh warga telah datang untuk menyatakan dukungannya agar saya maju kembali menjadi pemimpin kota ini untuk yang kedua kalinya. Terus terang, saya belum memberikan keputusan apapun juga karena saya perlu ijin dan kepercayaan dari anda semua. Apakah saya diperbolehkan maju lagi dalam pilkada mendatang? Apakah anda semua memberikan ijin dan restu untuk saya yang cuma seperti ini adanya?"

"Majuuuu ... maju lagiiii ..."

"Kami siap mendukung bapak untuk maju di pilkada."

"Lanjutkan!"

"Terus maju, pantang munduuurrrr ..."

"Ok ... Ok ... Terima kasih untuk semuanya. Bersama ini saya nyatakan bahwa saya siap maju lagi dalam pilkada mendatang atas doa restu dari anda semua. Terima kasih."

Plok … plok … plok …
(suara tepuk tangan keras memenuhi gedung pertemuan)

Sementara itu, di sudut ruangan, di antara kerumunan massa yang menghadiri rapat partai itu ... seorang perempuan muda duduk sendiri. Dia berkata lirih, "Pasti! Saya akan mencoblos gambarmu di pilkada mendatang."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline