Lihat ke Halaman Asli

Sang Arka N.J.P

Student Athlete

Dilema Kursi Sergio Perez di Red Bull, Bertahan atau Ditendang?

Diperbarui: 18 November 2024   22:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : PlanetF1

Ajang balap Formula 1 musim 2024 tinggal menyisakan tiga balapan lagi. Tetapi salah satu pembalap ternama yaitu Sergio Perez, mendapat ancaman berat mengenai kursi nya untuk musim 2025 mendatang, dirumorkan akan diambil pembalap lain. Pembalap asal Meksiko yang akrab disapa Checo ini mengalami balapan yang buruk selama beberapa ronde terakhir. Selain balapan yang buruk, catatan kualifikasi nya juga semakin melemah. Terhitung pada musim ini saja dari 21 kali kualifikasi, Checo sudah 8 kali tidak tembus sesi Q3. Lebih buruk lagi, Checo bahkan gagal lolos ke Q2 sebanyak lima kali. Hal ini menandakan bahwa Checo sudah tidak bisa membantu Max Verstappen untuk bersaing dalam perebutan juara konstruktor ataupun membantu Verstappen untuk menjadi menteri pertahanan Red Bull. Dua balapan terakhir kemarin yaitu balapan GP Meksiko dan GP Brazil menunjukkan bahwa penampilan Checo sudah bisa disebut medioker. Bahkan pada GP Meksiko, Checo finish paling belakang dan kalah saing melawan pembalap muda tim VCARB, Liam Lawson. Melihat hal ini, tim prinsipal Red Bull, Christian Horner dan Helmut Marko sebagai penasihat tim Red Bull mengaku sudah lelah dan muak dengan penampilan Checo yang buruk ini, sehingga mereka berencana untuk menggantinya dengan pembalap lain.

Red Bull kini berada di posisi ketiga konstruktor dibelakang Ferrari dan Mclaren. Padahal di awal musim, Red Bull sangat mendominasi konstruktor dengan Checo yang meraih 4 podium dari 5 balapan pembuka serta Max Verstappen yang meraih 4 kemenangan dari 5 balapan pembuka. Sayang sekali, podium nya di GP China menjadi podium terakhir Checo hingga detik ini. Setelah GP China, penampilan Checo mulai menurun. Mulai dari tersusul oleh Lando Norris di GP Miami, lalu DNF dua kali berturut-turut di GP Monako dan GP Kanada, penampilan sangat buruk di GP Inggris, bertabrakan dengan Carlos Sainz di GP Azerbaijan, ditahan oleh Nico Hulkenberg di GP Singapura, sampai GP Brazil kemarin Checo gagal sumbang poin bagi Red Bull karena hanya finis di posisi 11. Hal ini membuat posisi Checo di klasemen pembalap juga turun drastis. Pada GP China, Checo masih di posisi kedua klasemen pembalap. Tetapi karena balapan Checo yang sangat tidak konsisten, membuat posisi nya di klasemen pembalap kini turun drastis ke posisi 8. Checo sebenarnya sudah di ultimatum oleh Helmut Marko pada GP Hungaria. Pada saat itu Checo diancam akan diganti oleh Daniel Ricciardo atau Yuki Tsunoda dari tim VCARB apabila Checo tidak menunjukkan penampilan yang baik di balapan selanjutnya yaitu GP Belgia. Tetapi kemudian Checo tetap dipertahankan meski hasil GP Belgia yang kurang bagus. Setelah balapan Triple header kemarin yaitu GP Amerika Serikat, GP Meksiko dan GP Brazil, Checo seperti dapat ultimatum lagi karena munculnya pembalap muda VCARB yang menggantikan Daniel Ricciardo setelah GP Singapura, yaitu Liam Lawson. Lawson menunjukkan penampilan yang luar biasa pada GP Amerika Serikat. Pada balapan yang diselenggarakan pada Circuit of the Americas (COTA) itu, Lawson berhasil finish ke 9 dibelakang Nico Hulkenberg. Sementara itu posisi 10 diraih oleh pembalap muda Williams yang juga masuk di tengah musim yaitu Franco Colapinto. Colapinto sendiri ditugaskan untuk menggantikan Logan Sargeant yang tampil sangat buruk  setelah GP Belanda. Sementara itu di sirkuit COTA, Checo hanya finish ke 7, yang berarti tidak terlalu jauh dengan Lawson. Kemunculan Lawson kembali membuat Checo balapan dibawah tekanan berat, karena ia harus menampilkan penampilan terbaiknya sampai akhir musim agar tidak diganti.

Beberapa saat yang lalu tim prinsipal Red Bull, yaitu Christian Horner sempat tertangkap kamera mendatangi paddock milik tim Williams. Rumor mengatakan bahwa Horner sedang berbicara kepada tim prinsipal Williams, yaitu James Vowles untuk membatalkan kepindahan Carlos Sainz dari Ferrari menuju Williams. Horner berencana untuk membawa Sainz kembali ke keluarga Red Bull untuk menjadi pasangan Max Verstappen untuk musim 2025 mendatang. Sebelumnya pada musim 2015 sampai awal 2016, pasangan Verstappen-Sainz sudah dipasang untuk tim junior Red Bull, yaitu Toro Rosso. Kedua pasangan ini sempat membalap bersama, sampai akhirnya Verstappen dipanggil ke tim utama Red Bull pada pertengahan musim 2016 untuk menggantikan Daniil Kvyat yang tampil buruk. Akhirnya setelah itu, Verstappen dan Sainz tidak pernah menjadi rekan tim lagi. Karena pada pertengahan musim 2017, Sainz pindah ke Renault, kemudian pindah ke Mclaren pada tahun 2019, lalu pindah ke Ferrari pada tahun 2021, dan akhirnya mendarat di Williams untuk musim 2025. Apabila negosiasi ini terjadi, maka susunan pembalap Red Bull untuk musim 2025 akan kembali seperti susunan pembalap Toro Rosso pada tahun 2015 dengan pasangan Verstappen-Sainz. Horner juga berencana untuk menyuruh James Vowles untuk mempertahankan Franco Colapinto bersama Williams untuk musim 2025. Sehingga kursi pembalap Williams tahun 2025 diisi lagi dengan pasangan Albon-Colapinto. Red Bull juga sempat berpikir untuk menaikkan Yuki Tsunoda atau Liam Lawson ke tim utama Red Bull sebagai pengganti Checo. Sementara itu Colapinto akan membalap untuk VCARB atau mengambil opsi mempromosikan pembalap akademi Red Bull yang kini bertanding pada ajang Formula 2, Isack Hadjar.

Akan tetapi, bila Red Bull mengambil opsi untuk menendang Checo Perez, mereka akan kehilangan sumber uang masuk yang sangat besar jumlahnya. Hal ini bisa terjadi karena Checo sebagai pembalap Red Bull asal Meksiko, mendukung penjualan minuman kaleng Red Bull yang sangat banyak di negara tersebut. Meksiko disebut sebagai salah satu negara yang penjualan minuman Red Bull nya paling banyak. Helmut Marko juga harus berpikir ulang jika ingin menendang Checo keluar dari tim, karena mereka akan kehilangan pembeli minuman kaleng tersebut dari negara Meksiko yang disebut salah satu negara dengan pembelian minuman Red Bull terbesar. Lalu masalah lain datang apabila Franco Colapinto ingin didatangkan ke VCARB. Karena status Colapinto bukan pembalap akademi Red Bull melainkan pembalap akademi Williams, Red Bull harus membayar biaya tambahan yang tidak murah untuk memboyong pembalap Argentina tersebut ke keluarga Red Bull Racing. Tak hanya itu, VCARB dirumorkan akan kehilangan beberapa sponsor besar peninggalan Daniel Ricciardo yang hengkang dari tim tersebut setelah GP Singapura. Kemungkinan besar juga nama VCARB akan kembali ke RB saja atau Racing Bulls, karena sponsor utama tim tersebut yaitu VISA dan Cash App sebelumnya berasal dari Daniel Ricciardo. Hal ini pasti akan menyulitkan tim junior Red Bull tersebut untuk memboyong Franco Colapinto. Akan tetapi, Colapinto juga membawa sponsor besar yaitu Gulf Oil yang membuatnya bisa membalap untuk Williams pada musim ini. Nasib Checo Perez belum pasti, karena Red Bull bisa membuat keputusan mendadak kapan saja. Rumor mengatakan, Red Bull akan evaluasi susunan pembalap setelah GP Abu Dhabi atau balapan terakhir di musim ini. Kita belum mengetahui pasti bagaimana nasib Checo Perez selanjutnya dan siapa yang akan menggantikan nya apabila ia benar-benar hengkang. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline