Lihat ke Halaman Asli

Alamsyah

Jurnalis & Content Writer

Film "Ngarot" dan Mitos Keperawan Gadis Indramayu

Diperbarui: 14 Oktober 2021   23:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu adegan film "Ngarot" (Foto: Tangkapan layar Youtube Chanel Sumur Production)

"Masyarakat Indramayu di Jawa Barat punya tradisi leluhur bernama Ngarot. Tradisi ini memiliki mitos tentang keperawanan anak gadis yang terkuak saat mereka memakai hiasan kepala yang terbuat dari rangkaian bunga Kenanga dan Melati."

Tradisi Ngarot di Desa Lelea, Indramayu, Jawa Barat, sejatinya adalah upacara adat dalam menyambut musim garapan sawah. Pada upacara adat itu, pria dan wanita yang belum menikah dikumpulkan. 

Lewat upacara itu para pria bujang diharapkan bisa berperan dan bekerja sama dalam memajukan pertanian, khususnya dalam hal mengolah padi di sawah.

Sementara bagi para gadis, mereka bisa belajar bagaimana mengantarkan makanan ke sawah setelah para pria bekerja dan bercocok tanam.

Upacara Ngarot ini juga bertujuan agar para pria dan wanita dapat membina pergaulan sehat dengan cara saling mengenal, saling menjaga sikap dan perilaku sesuai dengan tuntunan agama dan adat budaya Sunda. Terkadang tradisi masyarakat agraris ini juga dijadikan ajang cari jodoh.

Sekelumit ulasan mengenai upacara Ngarot ini lalu divisualkan ke dalam sebuah film. 

Film "Ngarot" ini diputar saat Kabupaten Indramayu merayakan hari jadinya yang ke-494 pada 7 Oktober 2021 lalu.

Film yang sepenuhnya digarap putra-putri Indramayu itu juga melibatkan Bupati Nina Agustina sebagai salah satu pemainnya.

Upacara Ngarot yang kemudian dijadikan film, menurut pelaku entrepreneur Indramayu sekaligus pemain, Jay Khresna katanya terselip sebuah mitos. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline