Lihat ke Halaman Asli

Alamsyah

Jurnalis & Content Writer

Epilog Malam

Diperbarui: 11 September 2021   22:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi malam. (Foto: Pixabay)

Senyap gelap lenyap merayap
Tertatih hati letih sedih merintih
Meratapi tepi sepi nurani.

Mengapa apa siapa dimana
Tentang rentang bentang bintang
gemintang
Berpijar berpendar memudar.

Sepi memagut memahat kuat
Di buritan menahan kesedihan
Ditimpa air mata bahtera lara
Menderah pedih lirih merepih.

Gundah gulana berkelana fana
Susuri hari lewati duri
Jiwa melayang kepayang bayang
Dalam kelam alam malam.

Awan berawan berkawanan
Kawan berlawanan pemahaman
Berdiri sendiri mencari materi
Miris teriris berbaris baris.

Mengapa kenapa bagaimana
Hidup redup terkatup meletup
Terbawa mimpi di tepi sepi
Tiada kata terbata eja
Mata melatah terantuk kantuk. (11/09/2021)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline