Lihat ke Halaman Asli

Alamsyah

Jurnalis & Content Writer

Membayangkan Kampung Halaman Emak di Sungayang dari Jendela Internet

Diperbarui: 22 Maret 2021   01:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: elevation.maplogs.com

Saya memanggil perempuan yang melahirkan dan membesarkan saya dengan panggilan Emak. Banyak yang bertanya kenapa saya dan saudara-saudara saya memanggil Emak, padahal beliau orang Minangkabau.

Ini memang tidak pernah saya tanyakan ke Emak soal panggilan itu. Aku dan saudara-saudara hanya berasumsi, karena Emak sudah lama merantau ke Jakarta dan melahirkan kami di ibu kota ini.

Karena Emak sangat lama menetap di Jakarta, ditambah Emak anak tunggal dan sudah tak memiliki rumah lagi di tanah kelahirannya itu, akhirnya saya pun tak pernah tahu seperti apa kampung Emak selama ini.

Karena saya tak pernah tahu seperti apa wajah kampung Emak tepatnya di Kecamatan Sungayang, Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat, saya pun suka membayangkan jika sedang sendirian.

Sebenarnya Emak atau Bapak bisa  mengajak saya pulang kampung kalau ingin mengetahui seperti apa itu Sungayang. Tapi karena kondisi ekonomi yang pas-pasan, mereka pun belum bisa membawa saya ke Negeri Andaleh, sebutan lain Sungayang ini.

Jika rasa penasaran ingin mengetahui seperti apa dan bagaimana Sungayang itu muncul, saya hanya dapat bertanya-tanya saja ke Emak. Dan jika Emak menceritakan bagaimana masa kecilnya dihabiskan di Sungayang itu, saya lantas membayangkan betapa enak dan nyamannya berada di Sungayang tersebut.

Pertanyaan itu bukan sekali saya lontarkan dan Emak juga tak sekali menceritakannya.

Semakin banyak Emak menceritakan tentang Sungayang, semakin besar rasa penasaran saya. Kondisi itu berlangsung sampai saya berumah tangga dan memiliki anak.

Kini Emak sudah sulit menceritakan keindahan dan keelokan tanah kelahirannya ke saya, karena kondisi kesehatannya yang menurun.

Selain itu, saya dan Emak juga sudah tak tinggal bersama lagi. Adik kandung saya yang kini menjaga dan merawat Emak di rumahnya. Sedangkan saya tinggal di pinggir Jakarta bersama istri dan anak-anak.

Seiring waktu yang berjalan dan kemajuan teknologi internet yang semakin cepat dan pesat, akhirnya saya membunuh rasa penasaran terhadap Sungayang, kampung halaman Emak dengan mencari-cari bahan bacaan dari jendela internet.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline