Lihat ke Halaman Asli

Alamsyah

Jurnalis & Content Writer

Dalam Titisan Dewa

Diperbarui: 31 Oktober 2021   19:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Patung Dewa Eros (Foto: Fixabay) 

Prolog

Saat Zeus hadir dari hubungan sedarah antara Rea dengan Kronos, maka sejak itulah jiwa-jiwa dahaga yang haus akan kekuasaan dan cinta yang dipenuhi dengan hawa nafsu bermunculan.

Jakarta 1980

Lantunan lagu Funky Town oleh Lipps Inc berdegub keras mengisi seluruh isi ruangan diskotik Earthquake di kawasan Monas.

Lampu warna-warni menyiram wajah-wajah lelah yang tersembunyi di balik ingar bingar kota yang sejak pagi hingga malam dipacu oleh pertarungan hidup.

Puluhan dari orang yang ada di Earthquake malam itu, ada Ares. Dia sudut ruangan, sendirian.

Ruangan sesekali terguncang. Lagu berganti menjadi That's The Way I Like It - K.C. & the Sunshine Band. Pengunjung riuh. Perempuan dan lelaki berhambur ke lantai. Bergoyang. Melupakan segenap penat.

Ares beringsut dari gerombolan pengunjung. Dia keluar mencari semak. Disitu dia muntah mengeluarkan semua minuman yang dia tenggak tadi di dalam.

Usai itu, Ares bergegas pulang. Dia memacu sedan Corola DX-nya secepat angin malam yang mendorong awan hingga bulan tak nampak menggelantung.

Tiba di rumah Ares tertegun sebentar di ruang tamu. Dia melihat boneka Louvre dengan seksama. Walau hanya duplikat, Ares yakin boneka yang ditemukan di vas terakota di Mesir itu tetap punya nama sebagai Ptolemais.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline