Lihat ke Halaman Asli

Mencari Tuhan Baru

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

tuhan sudah mati
aku tahu karena kemarin datang ke pemakamannya
banyak orang yang datang
bukan melayat namun berunjuk rasa
siapa kini yang akan mengabulkan doa-mereka
bahkan kumpulan pemuka agama datang beramai-ramai diiringi umatnya
kepada siapa lagi puja puji akan dipanjatkan
kini harapan mereka kosong tak berisi
orang-orangpun berebut memastikan
bahwa tuhan telah mati
tak lama suara-suara menyayat hati membahana
bagai suara halilintar merobek langit di hari yang cerah
kemudian setelah pita suara mereka pecah dan airmata habis tumpah
suasana pemakaman menjadi sunyi
hanya suara angin yang menerpa daun-daun bunga kamboja yang mengisi celah waktu
tak lama kemudian tersengar bisik-bisik suara
mula-mula pelan semakin lama semakin riuh
lalu suara itu berdengung seperi sekumpulan lebah
tak tahu siapa yang memulai tersengar suara lantang memecah kerumunan massa
'tuhan telah mati ayo cari tuhan baru'
tuhan baru dimana dia
ayo cari dimana dia berada
kemudian tanpa komando orang-orangpun bergerak
mengikuti seseorang yang bersuara lantang
mengajak mencari dan menemukan tuhan baru
setelah pemakaman sepi tinggal tubuh tuhan terbaring sendiri
tinggal aku dan beberapa orang tersisa menyaksikan tuhan perlahan-lahan dimakamkan meninggalkan dunia maya




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline