Lihat ke Halaman Asli

Surya Ferdian

Shalat dan Shalawat Demi Berkat

Berjoget di Pekan Imunisasi Dunia

Diperbarui: 25 April 2018   16:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencanangkan pekan terakhir di bulan April sebagai pekan imunisasi dunia. Di laman resminya, WHO menetapkan 24-30 April 2018 sebagai pekan imunisasi dunia tahun ini. Di Indonesia, salah satunya di Kelurahan Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat, tidak mau ketinggalan untuk juga ikut merayakannya. 

Ada yang tidak biasa di RPTRA Melati Indah. Sejak pagi pukul 07.00 sejumlah petugas posyandu di lingkungan mulai mengumumkan akan adanya kegiatan. Ada yang berkeliling mendatangi rumah-rumah dimana ada balita, ada juga yang bermodal jempol menghubungi anggota posyandu. Ada yang tidak biasa di RPTRA Melati Indah. 

Semua ibu-ibu yang memiliki balita dan berhasil dihubungi petugas posyandu dikumpulkan di RPTRA yang dahulu diresmikan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama. Petugas di RPTRA mengeluarkan kartu-kartu dan peralatan posyandu dan melakukan pendataan administrasi hingga pukul 09.00 WIB

Niatan awal untuk berangkat bersama menggunakan kendaraan yang disediakan panitia, batal karena tak kunjung datang hingga pukul 08.45. Balita-balita yang masih mungil itu ada yang menangis, namun tidak sedikit yang menampilkan wajah kepasrahannya. "Gak jadi pakai odong-odong nih?," gugat salah satu ibu yang nampaknya sudah dari pagi menunggu kepastian. "Udah panggil orang rumah aja, minta diantar ke pos RW 14," saut ibu lainnya. Benar, terlihat sejumlah laki-laki berkendaraan roda dua berdatangan dan mulai mengangkut istri dan balitanya. 

Biduan menghangatkan lapangan yang diguyur hujan

Langit tampak mendung saat ibu-ibu dari RPTRA Melati Indah mulai berpindah lokasi ke pos RW 14, Kapuk, tempat kegiatan dipusatkan.

Sedikitnya ada 5 tenda surnavile, 1 mobil genset, 2 mobil kesehatan,  menyambut ibu-ibu yang berdatangan. Di depan, ada satu panggung utama yang dibelakangnya ada layar untuk menampilkan tayangan presentasi dan lainnya. Di bagian samping ada satu panggung lainnya lengkap dengan keyboard dan pengeras suara yang lebih dari cukup untuk menggaungkan acara di lapangan. 

Ada dua perempuan yang berdandan berbeda dengan ibu-ibu panitia maupun peserta acara. Kedua perempuan diapit oleh sejumlah bapak-bapak yang berpenampilan layaknya musisi dibelakangnya ada spanduk bertulis "Gebyar: Gerakan Masyarakat Sadar Imunisasi, Kota Administrasi Jakarta Barat," lengkap dengan logo sponsor dan Pemerintah Daerah DKI Jakarta .

Jam di telepon genggam menunjukkan 09.02 saat tenda berlogo Yayasan RMHC (Ronald McDonald House Charities) menyambut ibu-ibu yang terus berdatangan. Ditengah lapangan seorang pemuda berusia kurang dari 30 tahunan sedang menjelaskan tentang pentingnya imunisasi. Layar di panggung depan menayangkan tulisan dan foto yang dibawakan oleh si pemuda. Bapak-bapak berpakaian batik dan batik Korpri berada di kursi terdepan tampak memperhatikan sambil sesekali berdiskusi dengan orang disebelahnya. Langit semakin gelap dan sesekali kilat tampak dilangit. 

dokpri

"Udah mulai di Imunisasi belum sih?" tanya seorang ibu muda secara acak kepada perempuan-perempuan berkaos pink dan perempuan lain yang nampak rapi. Entah siapa yang menjawab tapi terdengar "Belum Bu, penjelasan-penjelasan dulu." Angin mulai kencang, kursi di lapangan yang terisi ibu-ibu menggendong balita mulai berantakan. Ibu-ibu berdiri menggendong anaknya yang mulai resah. Balon-balon digunakan untuk "merayu" anak-anak agar tetap bertahan dengan terpaan angin, dan suara pembicara yang bersahut-sahutan.

Pukul 09.30 sejumlah ibu dipanggil untuk mulai antri imunisasi, ada 2 tempat penyuntikan yang bertempat di kantor RW 14. "Nomor berapa bu?" tanya seorang ibu kepada Nur Apiah, "93 bu, itu baru sampai nomor 20 apa 30 gitu. Diselang-seling masuknya. Biar dengerin penjelasan juga," begitu jawabnya.

dokpri

Ada sejumlah pidato sebelum acara dimulai dengan penjelasan-penjelasan tentang pentingnya imunisasi. Kebiasaan birokrasi kita memang demikian. Apapun acaranya, semua pejabat merasa perlu untuk menyampaikan pidatonya, atau sengaja disiapkan waktu untuknya oleh panitia. Tidak mau tahu apapun kondisi dilapangan, pidato-pidato birokrat itu nampak begitu penting untuk "resmi"nya sebuah acara. Termasuk acara pekan imunisasi yang dihadiri oleh balita-balita yang jauh lebih butuh tidur ketimbang mendengar pidato. 
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline