Lihat ke Halaman Asli

Surya Ferdian

Shalat dan Shalawat Demi Berkat

Raja Mewah Membawa Berkah

Diperbarui: 3 Maret 2017   06:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Menarik menyimak pola pemberitaan dua laman onlinekompas.com dan republika.co.id berkenaan dengan kunjungan Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud dari Arab Saudi ke Indonesia. Dua media tersebut mewakili dua titik berbeda dalam ke-khas-an pola dan manajemen pemberitaan. Kompas sering disebut sebagai media yang mewakili perhatian kelompok katolik, sedangkan Republika mewakili perhatian kelompok muslim. Kedua media ini pun sering kali memberi sorotan dalam cara pandang yang berbeda terhadap suatu peristiwa misalnya tentang terorisme. 

Dalam satu minggu terakhir ini, kedua media menurunkan sejumlah pemberitaan mulai dari persiapan Indonesai dalam kunjungan Raja Salman dalam sudut pandang masing-masing. Ada yang sama, namun banyak juga perbedaan. Untunglah google search dapat digunakan untuk mengumpulkan pemberitaan dari kedua media tersebut. Tentu akan lebih memakan waktu di era media cetak. 

Kunjungan Raja Kaya

Kedua media pada awalnya menaruh perhatian besar terhadap besarnya jumlah rombongan yang mengiringi Raja Salman, 1500 orang. Maka pemberitaanpun menyajikan soal jumlah pesawat beserta fasilitas lainnya, jumlah kendaraan darat, bahkan hingga fasilitas yang mempermudah mobilitas Raja Salman dalam kunjungannya ke Indonesia. “360 Mobil Mewah Disiapkan Jemput Rombongan Raja Salman” dan ” “Ini Rangkaian Rombongan Pesawat Raja Salman yang Mendarat di Halim” menjadi judul berita di Republika.co.id. Kompas.com bahkan menurunkan jauh lebih banyak berita detail tentang fasilitas mewah Raja Salman. Mulai dari jumlah dan jenis pesawat, makanan, fasilitas pendukung, hingga tangga khusus pun menjadi berita di Kompas.com yang tersebar mulai dari kolom nasional, hingga bisnis keuangan.

Cukup detail Kompas menggambarkan kemewahan yang mengiringi kunjungan Raja Salman ke Indonesia. Hal ini sedikit berbeda dengan Republikayang lebih banyak memberitakan sambutan masyarakat dari berbagai kalangan terhadap kunjungan Sang Raja dua Kota Suci umat Muslim. Walaupun Republika juga menurunkan sejumlah berita tentang fasilitas mewah dalam kunjungan ini.  

Kedua media atau setidaknya referensi penulis berita di kedua media ini sama-sama memandang pentingnya menggambarkan kekayaan Raja Arab Saudi yang berkunjung ke Indonesia. Raja Salman memang orang kaya, liputan6.com mengutip Gazettereview.com, Sabtu (25/2/2017), mengatakan Raja Arab Saudi ini ditaksir memiliki kekayaan US$ 18 miliar atau setara Rp 240 triliun (Kurs 1 US$ = Rp 13.333). Kekayaannya bersumber dari berbagai hal seperti warisan hingga investasi di beberapa perusahaan properti dan minyak.

Walaupun dianggap penting oleh kedua media tersebut, sejumlah kalangan mengatakan kekayaan Raja Arab ini cukup menjadi paradox disaat terjadinya penurunan ekonomi dan defisit anggaran. Arab Saudi dengan sektor minyak yang menjadi andalannya pun sedang mengalami penurunan. Akibat penurunan ekonomi inilah Arab Saudi akhirnya memberlakukan Pajak, memotong anggaran dan meminjam istilah keras penolak utang, “menjual” kekayaan negerinya melalui skema investasi-utang. Sebagaimana diketahui, Arab Saudi mengajukan menerima pinjaman $17,5 Milyar USD sedang mengajukan pinjaman tidak kurang dari 10 Milyar USD dari Bank Internasional.

Membangun kerangka berita “Raja Arab Kaya” kompak dilakukan kompas.comdan republika.co.id dilakukan untuk masuk pada narasi “investasi” yang akan dilakukan Arab Saudi di Indonesia.

Harapan Pariwisata dan Investasi Energi

Sejalan dengan narasi kekayaan raja Arab Saudi, narasi pemberitaan kedua media dilanjutkan dengan narasi berkaitan dengan harapan-harapan Indonesia dari kunjungan pemimpin tertinggi Kerajaan Arab Saudi ini. Republika.co.id lebih banyak menyoroti sektor pariwisata yang menjadi harapan untuk berkembang dari hasil kunjungan sang raja. Sedangkan Kompas.com lebih banyak menyoroti sektor investasi energi dan keuangan.

Dengan framingbahwa Indonesia adalah negara dunia ketiga yang membutuhkan bantuan luar negeri untuk membangun dirinya, harapan yang disampaikan kedua media tersebut ditampilkan sedemikian rupa bahwa Indonesia akan diuntungkan dengan datangnya Raja Salman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline