Lihat ke Halaman Asli

Tahun Dua Ribu Sekian, Cikarang Punya Siapa?

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

ceritanya saya kemarin pulang ke rumah. kebetulan saya asli orang cikarang kab. bekasi. karena ada suatu keperluan maka seusai kuliah (di Bandung) langsung deh saya 'Capcus' ke bekasi. singkatnya, dalam perjalanan menuju ke tempat tujuan, di jalan Tol Jakarta - Cikampek sekitar KM 40-30 (arah jakarta) banyak sekali spanduk yang bertuliskan "Tanah ini Milik Lippo Cikarang". (sebetulnya bukan hanya terpikirkan kemarin dan pertanyaan saya ini sudah sejak lama muncul dalam benak, tetapi baru sekarang saya tergugah untuk menulis).

kemudian sehari setelah itu saya pergi ke lippo lewat Kalimalang karena ada akses baru di sana. nah, dalam perjalanan, saya dan bapak ngobrol tentang jembatan yang menghubungkan Lippo dan Jababeka. jadi memang akses tersebut (bisa ke Lippo, Pemda, Gerbang Tol Cibatu) kerjasama antara Pihak Jababeka dan Lippo.

kemudian berbicara dua kawasan elit ini memang sudah tak asing lagi mungkin untuk orang yang tinggal di cikarang dan menghabiskan hidup di sana. tapi berbeda dengan saya. yang notabene pindah-pindah dari satu kota ke kota lain (semenjak SMP saya sudah tidak di cikarang, SMP di kuningan dan SMA di cianjur dan ciamis dan Kuliah di Bandung). ketika memasuki kawasan itu, dari pintu masuk sudah jelas sekali perbedaan antara kawasan pemda dan swasta tersebut. misalnya jalan. swasta jelas sebagian besar aspal dan pemda beton -misalnya- . kemudian dari segi penghijauan, di pinggir jalan di kawasan swasta itu lebih rindang dan sejuk. dan sebaliknya di jalan-jalan kawasan pemda. ini yang kemudian menjadi pertanyaan. Kenapa bisa terjadi?

Kembali ke dua kawasan elit tadi, setiap tahun mereka melakukan ekspansi kawasannya. entah, harus sampai kapan pihak pemda menunggu untuk menyelamatkan lingkungan daerahnya sendiri. jalan yang sudah bertahun-tahun rusak, bahkan ketika menjelang Mudik jalan di daerah cikarang itu tetap saja tidak didandani hingga harus menelan korban jiwa. analoginya kalau kita kedatangan tamu setidaknya ketika rumah berantakan pasti dibereskan terlebih dahulu.

Terakhir saya berharap masih ada orang didaerah saya yang masih memikirkan hal ini. setidaknya mahasiswa-mahasiswa asal cikarang yang belajar di luar kota punya misi meyelamatkan tanah kelahirannya dan bukan hanya memikirkan isi perutnya dan perut keluarganya. sekali lagi kita harus sadar ini merupakan tanggung jawab kita selaku Khalifah di bumi sampai nafas terakhir tersenyum berpapasan Tuhan.

Tanahku tanahmu
Marka-marka tanah

Tanah adat tanah asam
Tanah basah tanah air
Tanah beku tanah bera
Tanah beroya tanah bijana
Tanah dati tanah guntai
Tanah kuburan hingga tanah partikelir

Tanah oh tanah, tanahku tak bertanim lagi
aku rindu. tanah kelahiranku dirampas orang

Bandung 3 Maret 2015
Makibrew/Moch. Arif Ichwani




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline