Lihat ke Halaman Asli

Madjid Lintang

Orang biasa yang masih terus belajar.

Mengenang Syamsu Indra Usman, Si Penjaga Budaya Empatlawang

Diperbarui: 18 Juli 2020   14:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Perkenalan saya dengan almarhum Syamsu Indra Usman bermula dari sebuah tulisan di Harian Kompas, edisi bulan Oktober 2006.

Seseorang pria paruh baya, sedikit lebih tua dari saya, yang duduk berhadapan dengan saya tengah asyik membaca koran Kompas. Kami tidak saling memperdulikan. Tidak bertegur sapa karena kami memang tidak saling kenal. Saat itu kami sama-sama tamu di Mess salah satu perusahaan perkebunan dan pabrik gula, di Lampung Tengah.

Ketika dia membentangkan lembar surat kabar yang dibacanya, mata saya melihat satu judul tulisan mencolok karena berukuran besar, berada di halaman paling belakang. Artikelnya memenuhi hampir seluruh halaman.

Artikel tersebut berjudul "Syamsu Indra Usman, Penyair dari Ulu Musi". Saya tidak kenal nama orang yang tertulis di situ. Yang membuat saya bergetar adalah nama Ulu Musi. Itu adalah nama sebuah daerah yang sangat saya kenal. Sebuah daerah di tepi Sungai Musi, di ruas antara Kabupaten Empatlawang, Sumsel menuju Kepahiang, Bengkulu.Ulu Musi dan Desaku, Gunung Meraksa Baru hanya berjarak kurang lebih 15 km.

Membaca judul itu saya jadi penasaran, ingin segera membaca artikel tersebut. Tapi, surat kabar masih dipegang dan dibaca pemiliknya. Dan, kami tidak saling kenal. Saya menahan sabar menunggu dia selesai membaca, lalu meletakkannya.

Yang saya tunggu akhirnya datang juga. Dia melipat surat kabar lalu meletakkannya di atas meja. Saya memberanikan diri menyapa sambil senyum. Mendapat sambutan. Saya mengulurkan tangan sambil memperkenalkan diri. Terjadi dialog singkat. Suasana jadi cair.

"Maaf, Pak, boleh saya pinjam surat kabarnya?" Saya memberanikan diri meminjam. Pria yang memperkenalkan diri bernama Sentot, seorang dari perusahaan penyuplai onderdil, mempersilahkan, lalu menyerahkan surat kabarnya.

Setelah menerima surat kabar saya langsung membuka lembaran surat kabar yang terlipat. Langsung ke sasaran menuju artilkel di halaman 16, rubrik "Sosok". Terpampang judul "Syamsu Indra Usman, Penyair dari Ulu Musi". Rasa senang dan bangga mrnyelinap di hati karena ada orang se-daerah dengan saya masuk di rubrik "Sosok" media nasional terkemuka.

Saya mulai membaca. Kalimat demi kalimat dan paragraf demi paragraf tuntas dalam waktu sekejap. 

Dari artikel itu saya baru tahu di daerah kami Lintang Empatlawang yang masyarakatnya terkenal keras, ternyata ada sosok luar biasa. Dia Syamsu Indra Usman, asli orang Lintang dari Desa Lubuk Puding, Ulu Musi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline