Lihat ke Halaman Asli

Madjid Lintang

Orang biasa yang masih terus belajar.

Kerja Maksimal, Semangat Optimal, Gaji Minimal

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_154203" align="alignleft" width="300" caption="Membersihkan teras GSG."][/caption] Gedung GSG (Gedung Serba Guna) PT. Gunung Madu Plantations, Lampung Tengah, pukul 07.30. Tujuh orang berseragam oranye terlihat sibuk dengan peralatan di tangan berupa sapu, alat pembersih lantai, dan mesin penggosok keramik. Mereka bekerja dengan tekun, tidak melihat kiri-kanan. Mereka seperti mengejar waktu untuk segera menyelesaikan pekerjaan.

Seorang diantara mereka bernama Ani, tengah membersihkan teras dan anak tangga. Seember air disiramkan, lalu disusul menggosok lantai dengan alat pel. Sementara di lobby dan ruang dalam ada Hendra Saputra, Angga, Dwi, Tri, dan Sinta berbagi tugas. Ada yang membersihkan lobby, ruang tengah, kamar mandi dan teras kiri-kanan gedung.

Itulah keseharian petugas cleaning service di PT Gunung Madu Plantations. Mereka adalah karyawan CV. Tiara Alfin Perdana, perusahaan outsourcing yang mendapat kontrak mengurus kebersihan gedung di PT Gunung Madu Plantations.

Saat ini perusahaan outsourcing tersebut mendapat kontrak menangani kebersihan gedung kantor Central (Pusat Administrasi), gedung GSG, dan kolam renang.

Mereka bertanggung jawab menjaga kebersihan gedung secara keseluruhan (luar dan dalam). Sementara pengelolaan taman di sekitar gedung ditangani kontraktor lain.

Keberadaan Cleaning Service di PT Gunung Madu Plantations, ini bermula ketika gedung Pusat Administrasi (Kantor Sentral) diresmikan penggunaannya. Ketika itulah pimpinan perusahaan memutuskan membayar tenaga pembersih profesional untuk menangani kebersihan.

Kantor Sentral merupakan representasi dari wajah perusahaan dalam hal pelayanan umum, sekaligus melayani mitra-mitra usaha. Oleh karena itu, perawatannya harus diserahkan kepada tangan profesional. Maka hadirlah CV. Tiara Alfin Perdana, yang dimotori oleh Rifan alias Fanturi, pengusaha dari Bandarjaya.

Sebagai pelaksana di lapangan, Fanturi merekrut Amri Khandi, tenaga cleaning service berpengalaman dari Jakarta. Amri Khandi menjadi manager atau pelaksana cleaning service di PT Gunung Madu Plantations.

Jika pada awal mengelola kebersihan gedung Kantor Sentral, Amri Khandi hanya membawahi tiga orang cleaner, sekarang dia membawahi 18 anakbuah. Para anakbuahnya itu disebar di tiga lokasi, yakni Kantor Sentral 6 orang (Novi, Ingwi, Lutfi, Fitri, Endar, Yana), GSG 8 orang (Fahmi, Angga, Hendra Saputra, Ani, Dwi, Tri, Sinta), dan kolam renang 4 orang (Erpin, Lisa, Herlinda, Deka).

Menjalankan kerja cleaning service, menurut Amri, tidak sama dengan kerja menyapu dan mengepel sebagaimana pemahaman orang di rumah. Dalam cleaning service ada tahapan-tahapan kerja yang harus dilakukan. "Itu sudah menjadi standar," katanya.

Membersihkan lantai keramik dan kloset kamar mandi, jika tidak tahu ilmunya, tidak akan bersih meskipun menggunakan obat-obatan mahal. Obat mahal tidak ada gunanya jika tidak tahu cara menggunakannya, papar Amri kepada penulis.

"Jangan pandang enteng pekerjaan cleaning service. Ini kerja profesional," katanya.

Dia mencontohkan, lantai keramik tidak akan bersih mengkilap, jika hanya dipel dan diberi obat pembersih lantai. Meskipun lantai digosok berjam-jam dan disiram obat, tidak akan ada hasilnya, jika tidak tahu rahasianya.

Begitu juga dengan air di kolam renang. Kalau salah mengurus bisa-bisa jadi hijau berlumut atau keruh mengandung lumpur. Menangani kolam renang juga ada rahasianya.

Rahasia yang dimaksud Amri menjadi ilmu rahasia dirinya. Dia tidak akan membukanya kepada siapa pun. "Ilmu itu mahal," katanya.

[caption id="attachment_154204" align="alignleft" width="300" caption="Membersihkan lantai"][/caption]

Menjadi petugas cleaning service ada senang dan ada susahnya. Seperti dikatakan, Ingwi, petugas cleaning service di kantor Central, "Susahnya kerja seperti ini kita merasa dipandang enteng orang karena jadi tukang bersih-bersih. Sedang enaknya, bisa kenal banyak pimpinan di GMP, siapa tahu aja nanti bisa masuk Perusahaan".

Ucapan Ingwi itu tidak berlebihan, karena sudah banyak mantan petugas cleaning service yang menjadi pekerja harian di PT GMP. Bahkan ada yang sudah diangkat jadi karyawan seperti Hendra, yang kini bertugas di Health Centre (Medical). Ada Muhaimi yang sudah menjadi Office Boy di kantor Sentral.

Petugas cleaning service di GSG mengaku enjoy-enjoy saja kerja di sini. Meskipin kadar harus lembur jika GSG dipakai pesta. Lembur meskipun uangnya tidak seberapa, tapi yang menyenangkan bisa ikut makan enak bersama orang pesta.

Bekerja menjadi petugas cleaning service di GMP ini, kata mereka, cukup enak, karena para karyawan bisa menghargai mereka. Sikap karyawan yang senantiasa ramah dan menghargai itu, membuat mereka besar hati.

Mereka mengaku bahwa pekerjaan mereka itu menuntut semangat optimal, kerja maksimal. Semangat tetap tinggi dan kerja profesional meskipun gaji minimal. Untuk pekerjaan bersih-bersih gedung tersebut mereka dibayar Rp.25.000/hari oleh CV. Tiara Alfin Perdana. Lebaran mereka menerima THR dari perusahaannya.

Para pekerja cleaning service ini berasal dari beragam latar belakang pendidikan. Ada tamatan SMP, SMA, bahkan D2. Mereka tidak mempermasalahkan latar belakang pendidikan, yang penting bisa kerja dan menerima upah. "Siapa tahu nanti ada lowongan yang pas untuk saya bisa menjadi karyawan PT GMP," kata salah satu dari mereka.

Karis petugas cleaning service di PT Gunung Madu Plantations, ini memang cukup menjanjikan. Beberapa orang dari mereka, kini sudah masuk dalam jajaran perusahan PT GMP. Mereka yang sudah masuk PT GMP adalah: Hendra (karyawan Medical), Hartono (harian Bagian Civil & Facility), Muhaimi (OB Kantor Sentral), Tomi (harian Civil & Facility),Agus (OB Kantor Sentral), Yudha (harian Divisi T&FE), Mahendra (Mandor di PT. PSMI).

Cleaning service bagi mereka sama halnya sebagai tempat penantian. Menanti “Hari Baik” itu tiba, yakni penerimaan menjadi pekerja harian PT GMP. Dari pekerja harian ada peluang menjadi karyawan PT GMP.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline