Lihat ke Halaman Asli

Telunjuk itu Menyulut Perang, Pelajaran dari Kasus Siram Air Teh

Diperbarui: 24 Juni 2015   11:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hangat menjadi perbincangan beberapa hari belakangan, Munarman menyiramkan secangkir teh manis ke muka Prof.  Thamrin Amal Tomagola. Saking manisnya air teh itu hingga membuat penduduk dunia maya yang manis-manis ikut manas-manasin kejadian ini.  Jadilah hal ini menjadi berita hangat dari teh yang tadi hangat itu...

Ihwal dari tersiramnya Prof itu adalah adalah memotong kata-kata dan main tunjuk. Dalam budaya timur memotong pembicaraan adalah sesuatu yang tak elok bahkan tak etis, kalau sudah main tunjuk lebih parah lagi itu berakibat pada tegang, bahkan perkelahian.

Saya bisa memahami tindakan Munarman yang tak menyesal dengan tindakannya tersebut meski tak membenarkan apa yang telah di ambilnya, dalam bahasa verbal dalam sebuah kumpulan di mana pembicaraan menegang, menunjuk berarti menantang. kata Munarman 'loh nantang gua, ini bagianmu", gitu kira-kira menerjemahkan sikap Munarman pasca di tunjuk dan di potong pembicaraannya.

Yang lebih menarik lagi reaksi kita-kita yang menyoroti kasus ini dari berbagai sudut pandang, ada menghakimi si Munarman tanpa jernih melihat sebab musababnya, meski masih banyak yang objectif melihat kasus ini secara jernih.  Reaksi dunia maya cenderung menghakimi si Munarman yang mengerti hukum.

Munarman tak  takut dengan segala resikonya atas tindakan yang di ambilnya. Saya rasa Munarman sudah mengkalkulasi sikap yang di ambilnya.  Yang patut di cermati bagaimana sikap Prof Thamrin pasca penyiraman tersebut, ia tidak akan melaporkan kejadian ini kepihak yang berwenang. Menjadi pertanyaan mengapa pak Prof tidak melaporkan tindakan tak terpuji ini? Sebagai dosen Sosiologi saya rasa beliaupun sudah mengkalkusi keputusan yang di ambilnya, ya menyerahkan kepada publik untuk menilainya. Kecenderungan publik adalah menilai betapa kejinya tindakan Munarman sehingga Munarman menjadi sasaran hujatan 1 minggu belakangan.

Ke-duanya sudah mengkalkusi sikap yang di ambil pasca kejadian tersebut... Pak munarwan seorang pengacara handal, dan Prof Thamrin pakar sosialogi... bagaimana dengan kita? semoga damai sajalah...

Salam Kompasiana.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline