Lihat ke Halaman Asli

San Edison

Sahabat Pena

Sungguh Pernah Aku Mencintaimu

Diperbarui: 22 Oktober 2022   09:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bunga mawar. (Foto: San Edison)

Sungguh pernah aku mencintaimu
Juga menyayangmu utuh di kalbu
Bahkan hingga kini, rasa itu masih mengganggu
Seperti enggan sedetik berlalu...

Tapi memilikimu
Tak akan pernah bisa, seperti dikubur waktu
Sebab kepadamu
Tak sekalipun aku ucapkan itu dulu...

Kini di antara rindu bertalu gundah
Bersama resah di dada yang bergemuruh
Biarlah aku hanya bersenandung lirih
Tentang hasrat terpendam yang masih membuncah...

Untuk cinta yang tak pernah terucap dan tak termiliki itu
Mungkin aku cukup menyimpannya di kalbu
Dan memendam rasa itu
Tanpa pedulikan waktu yang terus berlalu...

Tentang senyum yang sering kuulas untukmu
Tak perlu merasa terganggu
Itu hanya remah-remah rasa yang terbingkai dulu
Karena sungguh pernah aku menyayangmu...

Tentang pujian yang sering kudendang dari bibirku
Tak perlu kau iring dengan nada bertalu
Itu hanya syair-syair lawas pelengkap ketukan irama rindu
Karena sungguh pernah aku memujamu...

Dan tentang kata cinta yang kini terucap padamu
Tak perlu kau simpan rapi di memori hatimu
Itu hanya bait-bait usang yang mestinya terlontar dulu
Karena sungguh pernah aku mencintaimu...

(San Edison)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline