Rangkaian kegiatan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional ke-30 diawali dengan digelarnya Pawai Taaruf, pada Sabtu (7/9/2024). Warga Benua Etam terpukau dan menyambut hangat para perwakilan dari seluruh Indonesia. Terselenggaranya festival keagamaan Nasional di Samarinda, Kalimantan Timur ini menciptakan antuasiasme dan nostalgia bagi warga.
Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim, Akmal Malik yang turut hadir menyambut kedatangan para perwakilan peserta ikut terbawa suasana, dan mengapresiasi pembukaan acara tersebut. Kendaraan-kendaraan hias beriringan melintasi jalan dengan sambutan hangat warganya. Tiap kafilah dari berbagai provinsi mengenakan pakaian khas masing-masing memperkenalkan diri kepada khalayak ramai.
Menyaksikan kemeriahan tersebut, PJ Akmal bersyukur festival keagamaan Nasional itu kembali dihelat di Benua Etam setelah hampir setengah abad lalu.
"Kami berterimakasih kepada seluruh khafilah. Semua berjalan lancar dan bahagia. Memang sukses apa tidaknya sebuah acara tergantung dari awalnya, kalau awalnya sukses Insha Allah selanjutnya akan sukses," ujar Akmal Malik usai menyaksikan kegiatan pawai.
Di sisi lain, warga yang menyaksikan parade tersebut mengenang kemeriahan serupa yang pernah terjadi sebelumnya. Kali ini, pawai dimulai pada pukul 07.00 pagi. Rute yang dilalui mulai dari Jalan Kusuma Bangsa menuju ke arah Jalan Agus Salim, lalu lanjut ke Jalan KH Abdurrasyid, Jalan Awang Long, dan berakhir di Jalan Gadjah Mada depan Kantor Gubernur Kaltim.
Masing-masing membawa ciri khas budaya daerahnya masing-masing. Kekayaan budaya Nusantara terpancar dari warna-warni busana adat dan penampilan seni tradisional yang disuguhkan oleh para peserta pawai. Acara yang berlangsung meriah ini seakan membawa kembali kenangan manis saat Samarinda pertama kali menjadi tuan rumah MTQ Nasional pada tahun 1976.
Seperti halnya Siti (65) mengungkapkan rasa syukur dan kebahagiaannya bisa kembali menyaksikan acara besar ini.
"Saya masih ingat betul MTQ tahun 1976. Waktu itu saya masih remaja, tapi suasana meriahnya sangat membekas. Sekarang, saya datang lagi menyaksikan event nasional. Ini jadi momen nostalgia yang luar biasa," ujarnya sambil tersenyum.
Warga Samarinda yang antusias menyambut kehadiran para kafilah dari berbagai daerah di Indonesia. Parade kendaraan hias yang meriah dan penuh warna semakin menambah semarak suasana. Jalan-jalan utama di kota ini dipenuhi oleh masyarakat yang ingin menyaksikan langsung kemeriahan pawai taaruf. Semangat kebersamaan dan toleransi antar umat beragama begitu terasa dalam acara ini.
Nostalgia akan kemeriahan MTQ Nasional 1976 pun semakin terasa. Banyak warga yang masih ingat dengan jelas bagaimana antusiasme masyarakat Samarinda saat itu. parade yang dipenuhi oleh peserta dengan pakaian adat dari berbagai daerah di Indonesia menjadi daya tarik tersendiri. Kendaraan hias yang unik dan kreatif juga menjadi sorotan. Selain itu, berbagai lomba dan perlombaan yang diadakan dalam rangka MTQ juga sangat dinantikan oleh masyarakat.
Pawai Taaruf sendiri menjadi pembuka rangkaian kegiatan untuk memperkenalkan para peserta MTQ Nasional ke-30 kepada warga sekitar, serta pemirsa di seluruh Indonesia. Dengan ini membuktikan bahwa kota Samarinda memiliki potensi yang besar dalam bidang keagamaan dan kebudayaan. Acara ini juga menjadi ajang promosi bagi Kota Samarinda dan IKN di kancah nasional maupun internasional.