Lihat ke Halaman Asli

Ubah Perilaku dengan Membaca Buku, Bukan dari Konsumsi Berita Penuh Sensasi

Diperbarui: 4 November 2021   23:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hindari konsumsi berita sensasional untuk tingkatkan minat baca. Unsplash/Rosie Kerr

Tahukah kamu kalau pergantian nama perusahaan Facebook, Inc. oleh Mark Zuckenberg menjadi Meta berkaitan dengan aktivitas tanpa batas di dunia internet?

Lebih tepatnya, Zuckenberg tidak ingin publik hanya mengetahui perusahaan miliknya itu hanya sebagai aplikasi media sosial semata. Tetapi lebih dari itu, sebagai platform terintegrasi dari berbagai produk dan aplikasi buatan mereka, yang makin memudahkan penggunanya berkumpul, bekerja, belajar, bermain, berbelanja, dan berkreasi.

Pencipta Facebook itu juga menegaskan bahwa takkan ada perubahan pada pengoperasian aplikasi milik mereka, meski nama perusahaan telah berubah.

Justru yang musti berubah adalah, perilaku penggunanya agar konten yang dibagikan lebih efektif, efisien, dan berdampak positif bagi kebutuhan pribadi dan lingkungan sekitar.

Perubahan Prilaku Dimulai dari Membaca

Sensasi masih menjadi nilai jual yang ditawarkan pengguna internet. Sehingga, seringkali publik dunia maya membuat framing di dalam kontennya, atau mengejar keterbaruan berita tanpa penyelidikan lebih lanjut, demi mendapat status "paling pertama", dan "sensasional" dalam pemberitaan.

Disadari atau tidak, berita-berita sensasional bisa menjadi toksik, dan mempengaruhi mood bagi pembacanya. Berita-berita tersebut sayangnya dapat publik ikuti tiap jam dan tiap menit melalui saluran media yang tersedia. Yang kemudian, dapat membuat kecanduan.

Sistem saraf akan bekerja mempengaruhi otak agar melepaskan hormone stress dari tubuh. Kelelahan, kecemasan, depresi, dan sulit tidur adalah gejala paling nyata ketika berita sensasional sudah sedemikian berpengaruh.

Pengaruh ini jika dibiarkan dalam waktu yang sangat panjang akan menciptakan kondisi rawan sosial. Jangka pendeknya, orang merasakan apatis, tidak memiliki minat mengembangkan potensi diri, menganggap semua orang sama saja, mudah kehilangan semangat, atau malas meningkatkan wawasan dengan membaca.

Disprupsi Teknologi Digital dan Pengaruhnya pada Minat Baca

Disrupsi yang dihasilkan teknologi digital mengubah banyak hal. Termasuk di dalamnya kepercayaan orang terhadap berita yang disampaikan melalui media-media digital.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline