Tahukah kamu kalau pergantian nama perusahaan Facebook, Inc. oleh Mark Zuckenberg menjadi Meta berkaitan dengan aktivitas tanpa batas di dunia internet?
Lebih tepatnya, Zuckenberg tidak ingin publik hanya mengetahui perusahaan miliknya itu hanya sebagai aplikasi media sosial semata. Tetapi lebih dari itu, sebagai platform terintegrasi dari berbagai produk dan aplikasi buatan mereka, yang makin memudahkan penggunanya berkumpul, bekerja, belajar, bermain, berbelanja, dan berkreasi.
Pencipta Facebook itu juga menegaskan bahwa takkan ada perubahan pada pengoperasian aplikasi milik mereka, meski nama perusahaan telah berubah.
Justru yang musti berubah adalah, perilaku penggunanya agar konten yang dibagikan lebih efektif, efisien, dan berdampak positif bagi kebutuhan pribadi dan lingkungan sekitar.
Perubahan Prilaku Dimulai dari Membaca
Sensasi masih menjadi nilai jual yang ditawarkan pengguna internet. Sehingga, seringkali publik dunia maya membuat framing di dalam kontennya, atau mengejar keterbaruan berita tanpa penyelidikan lebih lanjut, demi mendapat status "paling pertama", dan "sensasional" dalam pemberitaan.
Disadari atau tidak, berita-berita sensasional bisa menjadi toksik, dan mempengaruhi mood bagi pembacanya. Berita-berita tersebut sayangnya dapat publik ikuti tiap jam dan tiap menit melalui saluran media yang tersedia. Yang kemudian, dapat membuat kecanduan.
Sistem saraf akan bekerja mempengaruhi otak agar melepaskan hormone stress dari tubuh. Kelelahan, kecemasan, depresi, dan sulit tidur adalah gejala paling nyata ketika berita sensasional sudah sedemikian berpengaruh.
Pengaruh ini jika dibiarkan dalam waktu yang sangat panjang akan menciptakan kondisi rawan sosial. Jangka pendeknya, orang merasakan apatis, tidak memiliki minat mengembangkan potensi diri, menganggap semua orang sama saja, mudah kehilangan semangat, atau malas meningkatkan wawasan dengan membaca.
Disprupsi Teknologi Digital dan Pengaruhnya pada Minat Baca
Disrupsi yang dihasilkan teknologi digital mengubah banyak hal. Termasuk di dalamnya kepercayaan orang terhadap berita yang disampaikan melalui media-media digital.