"Satu kata tentang Mazda?" Tanya kami.
"Lifestyle!"
Jawaban itu disampaikan dengan penuh keyakinan dari seorang Astrid Ariani Wijana.
Selaku Head of Marketing, wanita tersebut bertanggungjawab penuh atas aktivitas booth Mazda Indonesia, di sebuah eksibisi akbar, Gaikindo Indonesia Internasional Auto Show 2018.Perawakannya mungil. Namun, bu Astrid bergerak lincah dan sangat mobile.
Dimintai pertanyaan, ia mau. Diajak berswafoto ria, ia bersedia. Bahkan, di sela-sela mengatur anak buahnya, beliau masih bisa memperhatikan kami, para jurnalis Kompasiana.
Bu Astrid menyebut Mazda sebagai brand lifestyle bukan tanpa data.
Citra Mazda berawal mula saat mandat baru diberlakukan. Pihak perusahaan menginginkan sebuah positioning unik dan positif di tengah gencarnya kemunculan city car milik kompetitor lain.
Produk mobil kompetitor sudah memiliki posisinya masing-masing di benak konsumen. Maka, keberhasilan Mazda menjadi bergantung terhadap perubahan mindset melalui reposisi brand.
Sporty. Nyaman untuk wanita. Keren untuk pria; serta berbagai macam istilah sematan, sudah dimiliki brand mobil kompetitor lain.
Segala sesuatunya mengalami titik balik ketika Mazda 2 muncul di pasaran. Image mobil yang dahulunya hanya sebagai alat mengemudi, dibuat menjadi sedemikian tak terpisahkan. Kendaraan pun menjadi sebuah extention, sebuah aksesoris kekinian bagi para pecinta otomotif.
Bersamaan dengan itu, lahirlah tagline baru Mazda 2 yang terkenal, "It Looks Good on You!"
Mazda 2 dan Atribut Teknologi
Kini, benak konsumen terhadap Mazda sudah terpola, seperti pendapat Bu Astrid. Lifestyle dan stylish. Namun seringkali publik masih mempertanyakan kecanggihan teknologi yang diusung mereka.