Lihat ke Halaman Asli

Gak Dikasih Kendor : Kontribusi GO-FOOD Festival Hingga Mitra Kemudi Bagi UMKM Nasional

Diperbarui: 10 Juli 2018   16:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengusaha akan mencari tahu seberapa besar respon massa atas produk yang akan dipasarkan.

“Tes Ombak” istilahnya; adalah sebuah upaya yang dimaksud di atas. Begitu juga apa yang diakui Nadiem Makarim, pendiri GO-JEK itu melalui layanan GO-FOOD-nya melakukan uji coba festival kuliner selama sebulan di Mal Pasaraya, Jakarta Selatan, pada 19 Desember 2017 lalu.Uji Coba GO-FOOD Festival

Manajemen GO-JEK menyadari 80 persen merchant partner GO-FOOD merupakan pengusaha kuliner yang masuk kategori pengusaha kecil dan menengah (UMKM). Dalam laporan kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia ditemukan kesimpulan dimana pendanaan, SDM, dan pengetahuan bisnis pelaku UMKM menjadi ganjalan yang sering ditemui mereka.

Lokasi adalah bagian dari mata rantai distribusi yang paling diperhatikan pemasar. Produk boleh murah tak terkira, bentuk produk juga boleh membuai mata, tapi kalau susah dijangkau orang lain, siapa yang mau beli?

Namun, di zaman sekarang tidak perlu khawatir. Telepon pintar seharga kacang; semua orang bisa beli. Pulsa sepuluh ribu rupiah mudah dicari. Kuota internet sangat bervariasi. Digitalisasi industri merebak menjadi tren hidup masa kini. Masalahnya sekarang, orang makin tak sabaran.

Perubahan psikologis konsumen ini bukan main-main. Fakta, bahwa konsumen semakin instant mencari barang atau jasa. Terberkati lah Internet of Things (IoT).

Akan tetapi, kemudahan semacam ini memiliki efek balik. Tingkat kesabaran konsumen makin tergerus, dikarenakan ekspektasi logis kedatangan barang atau jasa yang juga ikut terpangkas.  

Lagi-lagi, distribusi menjadi sedemikian krusial. Jika calon pembeli tidak segera mendapatkan barang yang dicarinya dalam tempo sesingkat-singkatnya, produk pun dicampakkan begitu saja.

Contoh paling kekinian adalah pemesanan menu makan via on-demand mobile platform. Kita sama-sama tahu berapa banyak pesanan GO-FOOD yang ter-cancel akibat lamanya pengantaran mitra kemudi mereka. Salah satu permasalahannya adalah jauhnya jarak pemesanan.

Perihal ini justru memberikan dampak buruk mitra kemudi GO-JEK; biaya pesanan pelanggan tidak dibayar akibat sang pemesan membatalkannya secara sepihak.

Upaya mendekatkan pelanggan dengan merchant mereka bagian dari solusi persoalan tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline