Lihat ke Halaman Asli

Permainan Egrang Menyentuh Ekonomi

Diperbarui: 12 Januari 2023   15:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Mendengar kata "Egrang" pasti tidak asing bagi kaum yang lahir di tahun 1900-an. Permainan yang terbuat dari bambu yang tinggi kemudian dirakit sedemikian rupa sehingga memiliki tapak untuk kaki berpijak dan berdiri diatasnya. Egrang sendiri mempunyai sebutan nama berbeda-beda disetiap daerah contohnya di daerah Lampung, Egrang disebut Teropah Pancung karena terbuat dari bambu berbentuk bulat. Daerah Jawa, Egrang disebut dengan Jangkungan yang berasal dari burung lokal berkaki panjang. Cara bermain permainan ini cukup menarik karena kita harus memiliki keseimbangan agar bisa berdiri dan berjalan diatas bambu dan mampu menjegal kaki lawan. Namun, permainan ini hanya populer dimasanya karena tergerus oleh zaman yang serba digital.

Mirisnya kaum milenial seakan buta oleh permainan tradisional yang banyak membutuhkan keseimbangan yang baik dalam memainkannya. Bahkan dari mereka banyak yang tidak tau tentang permainan ini. Dahulu, menemukan permainan ini, begitu mudah dimana setiap kita melewati lapangan atau lahan luas, anak-anak berlomba memainkan permainan ini baik di desa maupun di kota namun saat ini, Egrang menjadi barang langka untuk dimainkan.

Kelangkaan permainan Egrang ternyata dapat menjadi contoh yang dikaitkan dalam pembelajaran ekonomi. Mengapa demikian? kalau dilihat, kelangkaan permainan Egrang ini berasal dari berkurangnya sumber daya manusia yang terampil memainkan Egrang sangat relevan dengan pembelajaran Ekonomi dimana Egrang termasuk kedalam sumber daya yang memiliki sifat terbatas terutama dalam ruang lingkup sekolah. Dari banyak guru, mungkin hanya satu atau dua orang guru yang terampil dalam memainkan permainan ini. 

Selain itu, Bambu sebagai sumber daya alam yang menjadi bahan baku dalam membuat Egrang mulai sulit ditemukan terutama di perkotaan. Jika kita ingin membuat Egrang, kita harus mencari bambu terlebih dahulu ke daerah-daerah penghasil bambu.

Ternyata, contoh pembelajaran khususnya untuk pelajaran Ekonomi bahwa tidak selalu harus dihubungkan dengan permasalahan yang ada di media atau berita namun bisa juga dicontohkan dengan permainan tradisional seperti permainan Egrang. Ini bisa menjadi salah satu cara untuk memperkenalkan dan melestarikan permainan tradisional kepada murid kita di sekolah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline