Lihat ke Halaman Asli

Sandy Gunarso

Praktisi Komunikasi

Mengingat 3 Nasihat Ibu

Diperbarui: 10 Februari 2022   16:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Suatu hari, seorang remaja laki-laki berjalan sendirian dengan wajah sedih. Tubuhnya tampak terhuyung-huyung diterpa teriknya matahari dengan mata memerah sedikit sembab seperti usai menangis. 

Setibanya di rumah, sang remaja menyapa ibunya. Begitu sang ibu datang menghampirinya, remaja tadi langsung menjatuhkan tubuhnya sambil mendekap erat tubuh sang ibu. 

Tumpahlah semua kesedihan yang sepertinya sudah ditahan sejak pulang sekolah tadi. Dalam tangisannya, sang remaja bertanya:"Ibu, mengapa semua orang meninggalkan aku dan tidak seorangpun mau bermain bersamaku?"

Melihat kesedihan anaknya, sang ibu lalu berusaha menenangkannya. Tangan sang ibu mengusap kepala anaknya dan menuntunnya menuju sofa hitam di ruang keluarga. Usai keduanya duduk di sofa, sang ibu bertanya perlahan,"Memang tadi di sekolah ada masalah apa? Kok, kamu sampai menangis begitu sedihnya?"

Sambil tersedu-sedu menahan tangisnya, remaja itu menjelaskan bahwa dia merasa ditinggalkan oleh semua orang di sekolah. Bahkan sahabat yang biasa mengajaknya bermain juga tampak sibuk dengan teman lain di perpustakaan. 

Dia merasa sendirian dan serba salah. Dia lalu merasa bahwa semua orang meninggalkan dan mencampakkannya seperti seorang yang tidak berguna dan tidak berharga di dunia.

Usai mendengar jawaban dari sang remaja, ibu kembali mengelus kepala sang anak sambil berkata-kata yang menenang jiwanya. Ada tiga hal yang begitu mudah untuk diingat dalam pesan sang ibu pada anaknya itu. Ketiganya adalah:

1. Dalam hidup, janganlah kamu memohon orang lain berada di sampingmu. Saat kamu memohon orang lain berada di sampingmu bahkan memaksanya untuk melakukannya, artinya kamu bertindak egois dan mementingkan kebahagiaanmu sendiri. 

Bukankah setiap orang mempunyai kehidupannya sendiri? Nah, mereka juga punya kebebasan untuk memilih orang yang diajaknya bermain dan bekerja sama. 

Dari pada kamu sibuk membenci orang yang tidak lagi menghiraukanmu dan berpaling darimu, sebaiknya kamu melakukan aktivitas positif lainnya yang bermanfaat bagi orang-orang di sekitarmu. Dengan manfaat yang kamu berikan, maka mereka akan mau mengikutimu tanpa pamrih bahkan bersedia berkorban untukmu.

2. Dalam hidup, janganlah kamu memohon orang lain bicara denganmu. Memang benar kalau Tuhan menciptakan manusia untuk berbicara, tetapi bukan menjadi kewajiban bagi setiap orang untuk berbicara denganmu meski kamu hebat dan penting.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline