Lihat ke Halaman Asli

Sandi Novan Wijaya

Calon Diplomat

Kopi dan Puisi

Diperbarui: 5 Februari 2024   13:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi orang memadu rindu. (sumber: Dok. Pribadi)

Kopi dan Puisi

Malam ini aku menegak segelas kopi dan sepotong puisi.

Ah, aku juga hidangkan untukmu, puan.

Aku tahu kamu di seberang sana, sendirian.

Maka, mari kita saling menikmati malam dengan angin-angin yang menyanyikan melodi kerinduan, syair-syair kasmaran, dan juga dinginnya sepi.

Setidaknya kopi hangat kita, serta puisi yang kita cerna, memberikan sedikit kekuatan.

Esok hari tak ada yang tahu, mungkin rindu kita akan saling bertemu.

Kita bercengkrama, walau sekedar bicara basa-basi, kata-kata yang malu-malu untuk diutarakan, serta hati yang saling berontak ingin muntah dari dada.

Esok hari tak ada yang tahu puan, kalau mata kita akan benar-benar berbagi ruang yang sama. Sama-sama memandang objek yang sama, kita.

Aku memandangmu dan kamu memandangku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline