Lihat ke Halaman Asli

Sandi Novan Wijaya

Calon Diplomat

Tuhan yang Tak Pernah Jauh dari Urat Nadi

Diperbarui: 8 Desember 2023   01:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pencarian akan keberadaan Allah, Tuhan yang Maha Esa. Sumber gambar: PIXELS

Oleh Prof. Dr. M. Quraish Shihab, MA*

Percaya kepada Allah merupakan salah satu rukun Iman pertama yang wajib diketahui oleh umat Muslim.

Sebenarnya, tidak cukup hanya dengan tahu, tetapi yang lebih penting dari itu adalah mengenal hingga kemudian mengesakan Allah semata.

Lafazh Allah berasal dari akar kata (aliha = Yang Menakjubkan, Yang Dipatuhi, Yang Mengherankan).

Dinamakan "Allah" karena karena Dia dipatuhi. Dinamakan "Allah" karena semua ciptaan dan perbuatan-Nya menakjubkan. Jika kita tidak takjub, bisa jadi ketidaktakjuban kita karena kita sudah terbiasa akan sesuatu.

Contohnya, saya melempar batu ke atas kemudian batu tersebut jauh. Sudah biasa.

Namun, jika saya melempar batu tersebut lalu dia lari ke atas. Itu baru menakjubkan.

Jadi, karena kita semua sudah terbiasa dengan sesuatu, hilanglah ketakjuban kita.

Apa bedanya bagi Allah melempar batu ke atas dan lari ke atas, atau melempar batu ke atas lalu jatuh ke bawah? Bagi-Nya sama saja.

Kalau seandainya kita bermukim di suatu tempat yang terbebas dari daya tarik bumi, kita pasti takjub.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline