Lihat ke Halaman Asli

Sandi Novan Wijaya

Calon Diplomat

Usai Kisahku

Diperbarui: 4 Januari 2024   19:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi tentang melupakan. (sumber: PEXELS)

Sebuah Awal yang Berakhir

Aku cukup letih. Sungguh, aku letih dalam seluruh upaya pencarian ini. Bagaimanapun kau tak perlu cemas memikirkan bagaimana akhir tujuanku.

Aku sudah sangat terbiasa untuk menerima semua kemungkinan yang akan kutemui. Dan aku hanya ingin kau temukan bahagiamu dalam rahmat-Nya, jika memang itu satu-satunya yang kupunya darimu.

Mungkin hari, esok, atau di masa-masa yang akan datang kau tak pernah bisa kutemui lagi. Mungkin kau juga tak lagi sebegitu antusias untuk kunjunganku kesekian kali.

Namun ketahuilah, kau kukasihi bukan atas dasar sesuatu yang ingin kumiliki sendiri, melainkan atas segala sesuatu yang Tuhan minta untuk aku lakukan.

Misteri tetaplah menjadi sama. Kita tak pernah bisa untuk berharap agar waktu mampu mendewasakan akal dan pikiran kita.

Segalanya yang tersisa juga mungkin tak dapat menjadi utuh kembali. Meski begitu, kita selalu punya jalan yang sama untuk menulis ulang cerita kita sendiri.

Ingat ini, memulai atau pun mengakhiri sebuah cinta bukan suatu aib, tapi itu sudah menjadi bagian tugas kita diciptakan sebagai manusia.

Seandainya doa adalah bentuk lain dari bisikan-bisikan cinta. Maka, aku ingin membisikkan kepada takdir agar tetap dapat menemukanmu dalam segala bentuk rupanya.

Aku tak pernah peduli bagaimana aku akan memulai awalan-awalan. Namun nyatanya, aku selalu tak suka pada setiap bagian akhir. Hanya satu pengecualian, bahwa "akhir" nya aku akan mengenangmu sebagai pantulan cahaya dari kehidupanku.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline