Lihat ke Halaman Asli

Sandi Novan Wijaya

Calon Diplomat

Lindap

Diperbarui: 18 Juni 2023   19:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Sandy Novan Wijaya/Robby Firdaus

Lindap

Semerbak harum bunga telah gugur pada muka kakimu; layu mereka.

Lindap;

menghilang perlahan

melebur bersama debu, bersama cahaya, bersama kenangan yang ingin benar-benar dilupa.

Pagi menjelma rumah duka; di mana harapan telah hilang

padahal harusnya adalah mekar bunga, wangi embun, dan guratan cahaya yang pulang;

tapi hanya kepatahan yang kutemukan pada wajah langit. merapal wajahmu yang lindap digerus waktu.

Dari palung yang manakah bisikan itu datang; dahulu kala, ketika kita bukanlah siapa-siapa. Dari palung yang manakah ingin itu tumbuh; awal mula, ketika kita saling meraba ingin tahu. Tentang arti jumpa, rasa (yang tumbuh), lalu ingin saling menjaga.

yang pada akhirnya;

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline