Lihat ke Halaman Asli

Tradisi Intelektual Kian Terkikis

Diperbarui: 2 Agustus 2017   22:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

LinkedIn

Berbicara mengenai keilmuan atau pengetahuan sekarang ini dpat kita temukan dimana-mana. Hanya dengan mengkses internet kita sudah bisa membaca berbagai literature, kita juga bisa membaca, melihat dan mendengar pendapat berbagai ilmuan. Betapa mudah jalan untuk mengakses ilmu sekarang ini.

Di tengah berbagai kemudahan akan akases keilmuan sekarang, yang seakan-akan semua ilmu itu dijajakan berserak dimana saja. Ilmu pengetahuan bukan lagi barang mewah yang harus didapat dengan susah payah. Seperti zaman dimana nenek moyang dan pejuang bangsa ini harus sembunyi-sembunyi untuk bisa membaca sebuah buku.

Ilmu dan pengetahuan sekarang ini tdidak bernilai, karena tergerus oleh kemudahan-kemudahan. Padahal seharusnya kemudahan untuk mengakses pengetahuan membuat setiap individu semakin pandai mengetahui berbagai hal. yang memperihatinkan sekarang adalah minat belajar dan ketertarikan masyarakat kita terhadap ilmu menurun. Ini terlepas dari membeludaknya lembaga pendidikan folmal diserbu oleh para pendaftar.

Kita melihat akhir-akhir ini seperti masyarakat kita semakin malas menggali informasi dan pengetahuan. Imbas dari hal itu dapat kita lihat dengan mudah disulut emosi dan amarah. Lebih parah lagi masyarakat kita tengah dijangkiti penyakit mudah menyalahkan dan kagetan melihat segala sesuatu yang berbeda. Hal yang demikian itu tentu yang menjadi factor utamanya yaitu minim pengetahuan.

Ilmu sekarang ini tak ubahnya pasir yang berserkan di jalan, depan rumah, emperan took, perkantoran dan tempat-tempat lain. Boleh dibilang orang tidak lagi merasakan keberadaannya atau lebih tepatnya tak menganggapnya. Oleh karena tidak ada yang merasa dan mengnggapnya ada pun taka da yang berusaha memungutnya.

Gambaran di atas tentu membawa kita merefleksikan diri atas fenomena yang terjadi pada orang-orang yang dianggap intelektuil. Kenyataannya tidak sedikit dari mereka hanya memiliki modal ijazah untuk dianggap akademisi dengan ilmu yang jauh dari mumpuni. 

Lebih jauh lagi pendidik dilembaga formal juga kelihatan malas dengan memberi soal yang dia peroleh dari mesin pencarian internet. Observasi lapangan minim diberikan kepada anak didik. Ini merupakan sebuah hal yang memprihatinkan, yang kita bersama harus bersatu mencari solusi untuk mengatasinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline