Lihat ke Halaman Asli

Trima Kasih Atas Pelajaran Kesungguhannya

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan tergopoh-gopoh aku berlarian, berlari mengambil nasi. Perutku yang menggeliat-liat lamper yag ku biarkan kosong mulai pagi,  harus kucarikan obat mujarab penangkal lapar, yaitu makan. Balada anak kos terus berulang-ulang, makan pagi jadi makan siang, makan siang sekalian makan malam, malampun tak jarang dengan menahan makan. HUmm anak kos.
Aku duduk, didepanku ada orang merokok, ku lahap makananku, karena tak tahan melihat makanan yang menggodaku. Tanpa banyak berbicara, aku makan dengan lahap. hemm, separuh piring sudah ku habiskan, ketika perut mulai terisi akupun mulai berani, ku ajak ngobrol orang di depanku.
Aku     : Bapak kerja dimana? (Kumulai dialog dengan bertanya tempat bekerja)
Bapak : Saya buka usaha kayu dek di Banyuwangi.
Aku     : Wah enak dong, bisa kerja, punya usaha sendiri, untungnya juga tidak sedikit?
Bapak : Wah, kalau itu relatif dek, adek kerja dimana?
Aku     : Saya karyawan pak, enak bapak sudah punya usaha mandiri.
Bapak : Semua itu relatif dek. Saya dulu Manager Pemasaran diperusahaan se-Jawa Timur. Setelah itu ayah saya sakit, sehingga saya menggundurkan diri dari pekerjaan saya. Kugunakan  waktu untuk merawat bapak di rumah. Setelah itu saya punya usaha counter, lumayan omset sampai 200 juta perbulan.  Sekarang saya buka usaha kayu. Saya pernah jatuh sampai usaha saya bernilai nol rupiah. Kemudian saya bangkit, dengan bermodal kepercayaan dari orang, kejujuran dan berusaha untuk konsisten dalam setiap langkah. Saya berpesan kepada adek, Semua hal yang terjadai didalam hidup adalah hal yangtelah ditentukan oleh Allah SWT, jadi jangan pernah takut. Apapun kejadiannya adalah ketentuan dari langit. Setiap pekerja seperti adek ada jalan karer yang bisa dilewati. Adek bisa naik pangkat, naik tunjangan, yang penting adek bersungguh-sungguh dan konsisten. Seperti saya, saya pernah jadi manajer pemasaran di jawa timur, berganti-ganti usaha, mulai dari nol, sampai saya bisa punya usaha sedemikian ini.  Ini hasil usaha urunan dengan teman-teman dek, bukan usaha saya pribadi. Mereka mendukung saya dengan memberik saya modal tanpa jaminan apapun. Ini kemudian saya balas dengan kerja keras dan saya kembalika nmodal yang saya pinjam.

Aku     : Akupun terdiam, pengen pembicaraan kita lanjutkan, karena sudah dengar adzan saya bergegas ke masjid shalat jum'at.

Saya berfikir tentang usaha dan kerja keras yang dilakukan orang. bersungguh-sungguh, memulai hal yang kecil untuk hal yang besar. Ini adalah pengalaman besar dari orang lain. Kita harus belajar pada hal kecil untuk mendapatkan hal yang besar yaitu keagungan dari Allah SWT. Semoga manusia bersungguh-sungguh dalam berusaha, membebaskan diri dari rasa iri hati, bekerja keras, tidak curang, tidak korupsi. Aamiin.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline