Lihat ke Halaman Asli

Oksand

Penulis Storytelling dan Editor

Wajah Baru Ahmad Yani!

Diperbarui: 25 April 2019   15:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini bukan kali pertama saya ke bandar udara Semarang. Mungkin kedua atau ketiga. Tapi kok rasanya beda, ya.

Atmosfer bandar udaranya menggunakan interior dominan hijau. Jadi ingat buku Tuing! yang saya tulis. Hijau memang segar. 

Levelnya internasional. Pakai nama pahlawan nasional. Ahmad Yani. Apa karena saya sudah sekitar dua atau tiga tahun lalu ke sini, dan sekarang selesai renovasi?

Pantas saja. Ternyata pengoperasian pertamanya Juni 2018. Jadi jelas yang saya jajaki ini bentuk barunya.

Konternya banyak. Ada tiga puluh. Antrean tidak terlalu mengular. Akses ke ruang tunggu pakai elevator untuk yang ingin menghemat tenaga. Atau malas sedikit berolahraga. Tepat di sebelahnya masih bisa jalan kaki. Sisi miring tanpa undakan. Dan berkarpet. Elegan sekali kesannya. Biasanya hanya keramik.

Menuju ruang tunggu ada garis petunjuk ke arah sana. Sisi dinding dihias dengan foto-foto destinasi wisata dan kulineri Jawa Tengah.

Perjalanan dari pemeriksaan barang sampai ruang tunggu diwarnai tenant. Segala toko ada. Tentu harga bandara. Menariknya, di dinding tetap ada informasi keberangkatan. Jadi tidak akan terlewat penerbangan. Kecuali ketiduran.

Ruang tunggunya luas sekali. Sepertinya ini efek dari tata ruang yang baik sekali. Ada kursi yang bersandar dan yang bulat. Yang bulat itu posisinya diatur sehingga ada terasa seninya. Di dekat pilar penyangga ada uap aroma terapi. Saya lewati uap itu dan meraupnya dengan telapak tangan kiri. Wangi dan segar!

Di ujung gate 3, banyak komputer berjajar. Tidak banyak yang pakai, karena semua sudah ada di genggaman. Kecuali yang mau hemat baterai. Atau ingin dimanjakan layar besar. Ini alternatifnya.

Toilet adalah tempat yang saya jadikan standar kalau menilai kebersihan lingkungan. Bersih. Wangi. Kering. Luar biasa ini kinerja petugas kebersihannya. Begitu keluar toilet saya tekan emotikon kuning paling kiri. Excellent!

Dan ini yang terakhir. Telinga saya dari pertama tiba di Semarang, sampai sekarang mau kembali ke Jakarta, terus terngiang lagu Lir-Ilir. Alunan suling mendayu. Tenang menghanyutkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline