Lihat ke Halaman Asli

Oksand

Penulis Storytelling dan Editor

Merk Semen Semakin Banyak, Mana Pilihan Tepat?

Diperbarui: 4 April 2017   18:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Bagi yang sedang membangun rumah, merenovasi, atau punya toko, munculnya beragam merk semen saat ini tentu membuat bingung. Mana yang terbaik? Termurah? Murah tapi bagus?

Pemain klasik semen di Indonesia ada tiga merk: Tiga Roda, Semen Gresik, dan Holcim. Pabrik semen yang dikelola BUMN sudah menjadi satu nama, yaitu Semen Indonesia. Yang tergabung di dalamnya adalah semen Gresik, Padang, dan Tonasa. Semen Baturaja juga dikelola BUMN, tapi tidak atau belum tergabung di grup Semen Indonesia untuk saat ini.

Saat ini begitu banyak merk semen yang beredar di pasaran. Ada semen Andalas, Merah Putih, Garuda, SCG, Bima, Jakarta, Serang, Hippo, Conch, Rajawali, Bosowa. Sebagai konsumen, pemilik toko, pemilik rumah, atau tukang bangunan, semen merk apa yang harus dipilih secara tepat untuk bangunan? Apa kriterianya?

Dari sisi kualitas secara umum, parameter uji yang dapat dites adalah kuat tekan dan waktu kering. Tentunya kita menginginkan kuat tekan yang tertinggi untuk bangunan yang kita huni. Makin tinggi kuat tekan, makin kokoh bangunan itu.

Parameter kuat tekan biasanya lebih dipakai untuk pondasi, kolom, bekisting, dan struktur penahan beban lainnya. Untuk dinding plesteran dan acian, tidak termasuk aplikasi struktural, karena tidak ada beban yang ditahan. Dari tiga pemain klasik semen, Holcim dan Gresik memiliki kuat tekan yang bersaing. Sedangkan Tiga Roda memiliki nilai kuat tekan terendah.

Parameter uji umum lainnya adalah waktu kering. Ini sudah masuk ranah selera. Tukang bangunan memiliki selera berbeda-beda untuk waktu kering. Ada yang senang cepat kering, ada yang lebih suka lambat kering. Bagi tukang bangunan yang kejar setoran (kerja borongan), tentu mereka lebih pilih semen yang cepat kering. Tiga Roda adalah pilihan tepat jika bicara waktu kering yang cepat, dibandingkan Holcim dan Gresik. Namun perlu hati-hati, semen yang terlalu cepat kering biasanya rawan retak. Hasil aplikasinya pada struktur, plesteran, atau acian, biasanya menghasilkan retak rambut. Tukang harus rajin menyiram untuk mencegah bangunannya retak.

Jika tukang senang dengan yang lambat kering, Holcim dan Gresik merupakan pilihan yang tepat. Data riset salah satu perusahaan semen swasta di Indonesia menunjukkan, Gresik di tahun 2016 ini memiliki waktu kering terlama. Untuk pengerjaan luasan dinding yang besar, waktu kering yang lama adalah suatu kelebihan. Karena tukang tidak perlu kerja terburu-buru, dan dapat mengerjakan hamparan dinding yang lebih luas. Lain cerita jika semen cepat kering, tukang harus kerja lebih cepat. Untuk urusan waktu kering, Holcim memiliki waktu yang pas, tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat.

Untuk merk semen selain pemain klasik di atas, nilainya bervariasi. Semen SCG memiliki kuat tekan yang tertinggi. Dan untuk waktu kering, semen-semen lain ada di antara Tiga Roda (kering tercepat) dan Gresik (kering terlama).

Semen kantong yang beredar di pasaran ada dua jenis, yaitu PCC (portland cement composite) dan PPC (pozzolan portland composite). Yang berjenis PPC adalah merk semen Gresik dan Rajawali (semen Rajawali masih satu grup dengan Tiga Roda), sisanya jenis PCC.

Tiga Roda, Gresik, dan Holcim, merupakan “pemain senior” di industri semen. Harga jual semen-semen tersebut juga bisa dikatakan kelas premium. Sedangkan semen-semen merk baru seperti Conch, Rajawali, dan Bima, mempunyai harga bawah. Sisanya, bermain di harga tengah.

Selisih harga semen premium dan termurah bisa mencapai sepuluh ribu rupiah. Tergantung lokasinya dimana, harga semen dapat berbeda-beda. Kadang ada yang bisa mencapai selisih lima belas ribu rupiah antara premium dan kelas harga bawah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline