Di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital, pendidikan juga mengalami transformasi yang signifikan. Salah satu fenomena yang semakin mendapat perhatian adalah homeschooling atau pendidikan di rumah. Homeschooling yang semula lebih dikenal di beberapa negara Barat, kini mulai berkembang di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia. Homeschooling menjadi salah satu pendidikan alternatif yang semakin relevan bagi banyak orang tua dan anak-anak mereka. Homeschooling atau pendidikan di rumah, menawarkan fleksibilitas dan kontrol yang tinggi atas cara anak-anak belajar dan tumbuh kembang mereka. Di tengah kemajuan teknologi yang terus berlangsung, pertanyaannya adalah seberapa relevansinya homeschooling di era digital seperti saat ini?
Legalitas penyelenggaraan homeschooling diakui pemerintah Indonesia berdasarkan undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sisdiknas pasal 27 ayat 1 dan 2. Seiring pelaksanaan belajar dari rumah akibat pandemi, 'homeschooling' menjadi semakin populer di kalangan masyarakat. Homeschooling adalah metode pendidikan berbasis keluarga yang menjadikan rumah sebagai pusat aktivitas pembelajaran. Sesuai pasal 1, ayat 1 undang-undang sisdiknas RI nomer 20 Tahun 2003. Definisi pendidikan sebagaimana tercantum dalam UU sisdiknas, mencerminkan bahwa proses pendidikan harus mengedepankan peran aktif peserta didik yang berarti pula bahwa proses pendidikan sudah semestinya menjadikan peserta didik sebagai subyek kurikulum, bukan sekedar objek kurikulum. Sudah seharusnya setiap peserta didik diberi wewenang untuk menentukan apa yang terbaik untuk dirinya. Dengan demikian setiap peserta didik akan mampu tumbuh dan berkembang sesuai minat, kebutuhan dan karakteristik gaya belajarnya masing-masing (Sumber: kompasiana, 2022).
Berikut ini adalah beberapa macam relevansi homeschooling di era digital seperti saat ini, yaitu sebagai berikut:
1. Fleksibilitas dan Akses Teknologi
Salah satu relevansi utama dari homeschooling adalah fleksibilitas dan akses teknologi. Di era digital saat ini, teknologi memungkinkan para orang tua untuk mengakses berbagai macam sumber media pendidikan dengan mudah dari berbagai platform online. Materi-materi pembelajaran bisa diakses secara daring, baik dalam bentuk video pembelajaran, modul interaktif, maupun tutorial langsung melalui konferensi video. Ini membuat orang tua lebih leluasa untuk menyesuaikan jadwal dan metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak-anak mereka.
2. Personalisasi Pembelajaran
Dalam homeschooling, memungkinkan pendekatan pembelajaran bisa disesuaikan secara lebih personal dengan karakteristik dan kebutuhan anak. Orang tua dapat menyesuaikan materi pembelajaran dengan minat dan kebutuhan anak-anak mereka. Hal ini tidak hanya mencakup kurikulum akademis, tetapi juga pengembangan keterampilan sosial, emosional, dan keterampilan mereka yang lebih luas. Dengan teknologi, evaluasi kemajuan belajar pun bisa dilakukan secara terstruktur melalui berbagai aplikasi dan platform online, sehingga memudahkan orang tua untuk dapat mengeksplorasi dan untuk mengukur perkembangan anak melalui berbagai metode pengajaran yang sudah dipilih oleh orang tua untuk anak mereka.
3. Keterlibatan Orang Tua yang Lebih Intensif
Homeschooling mendorong keterlibatan orang tua secara langsung dalam proses pembelajaran anak-anak mereka. Ini memungkinkan orang tua untuk lebih memahami perkembangan akademis dan non-akademis anak-anak mereka secara lebih mendalam. Dalam era digital, aplikasi dan platform online juga memfasilitasi evaluasi yang lebih terstruktur terhadap kemajuan belajar anak, sehingga memungkinkan perencanaan pembelajaran yang lebih efektif bagi anak.
4. Pembelajaran Kolaboratif dan Jaringan Sosial
Walaupun homeschooling biasanya dilakukan di lingkungan rumah, tetapi tidak turut membuat anak-anak menjadi terisolasi secara sosial. Di era digital, mereka tetap bisa terlibat dalam pembelajaran kolaboratif melalui platform edukasi online, forum diskusi, atau bahkan pertemuan kelompok daring. Hal ini memungkinkan mereka untuk mengembangkan keterampilan sosial, belajar bekerja dalam tim, dan membangun jaringan sosial di antara sesama anak lain dalam platform edukasi online atau forum diskusi tersebut.