Lihat ke Halaman Asli

Sandra Suryadana

TERVERIFIKASI

30 tahun lebih menjadi perempuan Indonesia

Indonesia Philantropy Festival 2018, "From Innovation to Impact"

Diperbarui: 23 November 2018   13:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo by: Sandra Suryadana/Dokpri

"With great power, comes great responsibility."

Kutipan dari Stan Lee yang meninggal beberapa hari lalu inilah yang berkali-kali berdengung di telinga saya, ketika saya menghadiri Indonesia Philanthropy Festival (FIFest) di Jakarta Conventional Center pada tanggal 15 November lalu.Ini adalah pertama kalinya bagi saya menghadiri acara seperti ini. Seperti apa?

Memang tidak sering saya mengunjungi pameran atau festival (hanya pernah ke Wedding Expo, Food and Fashion Festival dan pameran UMKM) tetapi dari semua kegiatan semacam itu yang pernah saya datangi, Filantropi Indonesia Festival (FIFEST)adalah festival pertama yang memberikan nuansa yang benar-benar berbeda.

Seperti layaknya pameran lain, representatif dari instansi yang ikut pameran dengan sigap mendekati pengunjung seperti semut mendatangi gula, agar mampir ke booth mereka dan berusaha maksimal agar terjadi transaksi di sana. Tetapi yang membuat hawa festival ini berbeda adalah karena yang mereka tawarkan adalah kebaikan. Saya jadi merasa sangat positif dan termotivasi karena dikeliling oleh orang-orang yang begitu bersemangat menebar kebaikan bagi orang lain.

Pameran ini diikuti oleh cukup banyak instansi dan hampir semua merupakan instansi besar dan sudah punya namabahkan sampai level internasional, antara lain JAPFA, The Body Shop, Martha Tilaar, Cargill, Tanoto Foundation, Sinarmas, WALHI, dll.

Semuanya berusaha menampilkan program-program yang mereka lakukan untuk memajukan negeri kita tercinta. Semua tampak kompak menyusun program sesuai arahan SDG (Sustainable Developmental Goals), ada yang fokus pada pendidikan, ada yang fokus pada lingkungan hidup, lainnya fokus pada kesehatan, ekonomi, dll. Sama sekali bukan untuk riya tapi untuk mengajak pengunjung berpartisipasi dan menyebarkan inspirasi yang mereka dapatkan di pameran ini.

Tidak lama berjalan menyusuri booth demi booth, saya melihat seorang mama Papua sedang memintal serat kayu menggunakan alat! Ini adalah pemandangan yang luar biasa bagi saya karena sulit menggabungkan seorang warga asli Papua masih lengkap dengan baju adatnya dengan suatu alat yang identik dengan modernitas dalam satu frame. Pemandangan tersebut segera membangkitkan nostalgia ketika saya jadi dokter PTT di Teluk Bintuni, Papua Barat. Tidak bisa tidak, saya harus mampir.

Itu adalah booth PT Freeport Indonesia. Representatif yang berjaga di booth semuanya warga Papua. Mata saya langsung disodori poster besar berisi infografis kegiataan pengembangan masyarakat yang dilakukan oleh PT Freeport Indonesia.Ada program pendidikan, kesehatan dan ekonomi.Dan saya sangat tertarik dengan program kesehatannya.

Saya disambut oleh Bapak Hengky Womsiwor yang ternyata adalah Kepala Bagian Kesehatan Masyarakat LPMAK (Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro). Beliau menjelaskan dengan sangat detil segala seluk beluk program kesehatan. Saya terpana. Dengan segenap rasa hormat saya terhadap warga Papua, satu setengah tahun saya bekerja bersama warga Papua di bidang kesehatan tapi baru kali ini saya bertemu dengan putra daerah Papua yang tahu betul apa yang dia kerjakan dan dia bicarakan.

Rasanya saya bisa tahan ngobrol berjam-jam dengan Pak Hengky soal program kesehatan PT Freeport Indonesia. Cukup banyak fokus program kesehatan yang dilakukan tetapi semuanya memiliki strategi yang jelas dan tereksekusi dengan sangat baik.

Sulit buat saya membayangkan sekian banyak program bisa berjalan baik semuanya, tanpa ada satupun yang terbengkalai.Tetapi nyatanya PT Freeport mampu. PT Freeport seperti sudah khatam memahami seluk beluk permasalahan kesehatan di daerah Timika. Semua pertanyaan yang saya ajukan sengaja untuk mencari celah program-programnya, selalu bisa ditangkis dengan baik oleh Pak Hengky, disertai dengan data pula.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline