Lihat ke Halaman Asli

Sandra Suryadana

TERVERIFIKASI

30 tahun lebih menjadi perempuan Indonesia

"Wonder", Berbuat Baiklah Karena Setiap Orang Punya Kesusahannya Sendiri

Diperbarui: 18 November 2018   13:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nathaniel Newman, The Real Wonder Boy (Getty Images)

Judul ulasan film kali ini panjang. Ini adalah kutipan kesukaan saya dari film Wonder yang baru saja saya tonton minggu lalu, yang saya anggap merangkum film ini secara bijak. Sejak setahun sebelumnya saya sudah menanti-nantikan film ini. Saya yakin saya akan menyukai film ini. Begitu film ini tayang di TV kabel, saya segera menyempatkan waktu untuk menontonnya.

Dan saya tidak kecewa, malah film ini jauh lebih baik daripada ekspektasi saya.

Wonder bercerita tentang Auggie Pullman, seorang anak usia 10 tahun dengan Treacher Collin Syndrome yang baru saja masuk ke sekolah umum setelah homeschool selama hidupnya. 

Treacher Collin Syndrome adalah kondisi kelainan genetis yang menyebabkan deformitas wajah yang parah. Diceritakan sampai usia 10 tahun Auggie sudah menjalani 27 operasi untuk memperbaiki konstruksi wajahnya dan tetap saja deformitas wajahnya tidak bisa ditutupi.

Auggie mengalami rasa minder yang parah akibat bentuk wajahnya yang tidak wajah, bahkan terlihat seram, menyebabkan dia selalu ditatap atau dihindari orang. Auggie jadi selalu mengandalkan helm astronotnya untuk menutupi wajahnya. 

Menghadapi hal ini, orang tua Auggie akhirnya mendaftarkan Auggie ke sekolah umum agar dia belajar bergaul dengan anak sebayanya dan mudah-mudahan bisa memperbaiki kepercayaan dirinya.

Auggie mengalami hari-hari yang berat di sekolah. Bagaimana tidak? Anak normal saja tentu mengalami satu atau dua kesulitan beradaptasi di sekolah baru, apalagi anak seperti Auggie. 

Dia dibully oleh teman sekelasnya, tidak ada anak yang mau duduk bersamanya di kantin, semua anak selalu menatap dia ketika dia lewat. Melalui semua itu Auggie beruntung memiliki kedua orang tua yang sangat pengertian dan seorang kakak perempuan yang sangat menyayanginya.

Saya pasti sudah cukup puas seandainya film ini hanya berfokus pada kisah Auggie tetapi ternyata film ini menyodorkan suatu bentuk yang berbeda dari film biasanya, yang menjadikan film ini begitu brillian bagi saya.

Film ini nyatanya tidak hanya bercerita tentang Auggie dan kesusahannya tetapi juga menyajikan sudut pandang kesusahan orang-orang di sekeliling Auggie. Contohnya Via, kakak perempuan Auggie. 

Via adalah malaikat bagi kedua orangnya, mereka tidak pernah perlu khawatir tentangnya karena Via sangat mandiri dan tidak pernah bikin masalah sehingga mereka bisa punya cukup waktu untuk merawat Auggie yang butuh lebih banyak perhatian.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline