Sandi soru
Perempuan,
itu meringkuk di sana dari matanya melepas pandangan ingin sepintas ada suara yang bisa di amanah
Dari langkah sore yang tunduk ditepi langit melepas penat hanya napasnya tergesa-gesa menulis selembar kisah kenang
Pernah hanya ada sebersit bayangan memahat dibawah lampu yang pura-pura menyimpan perih
Kuterbungkam sebagai perempuan yang lupa luka lama mengangga dipenggal hingga udara berdesakan di tenggorokan
Dunia seakan menjelma jadi pementasan pelan-pelan melintas dan terhunus kengerian suara terhanyut di batas kesepian
Tiupan kekerasan tanpa henti tanpa berirama mengalungi seribu lariknya tergaduh dikuping telinga bara
Musim malam bila larut di susur laju lembaran -lembaran kisah yang terbuka
"aku, ini perempuan bernapas dengan godaan dan kekuasaan, tradisi mengikat kuterbengkalo nasib semasih masih terbiasa. Hanya kubelum menyadari lantunan kini mulai mempersoalkan kembali ranah kembali bergelora"
Kini aku hanya latah menyimpan perangkap untuk dituduh sebagai pengkhianat.
Temanku perempuan .
Tak bukan perempuan.
Hanya terbiasa mencintai...