Lihat ke Halaman Asli

Widodo Judarwanto

TERVERIFIKASI

Penulis Kesehatan

Anak Pisah Tidur dengan Ortu Berdasarkan Sains dan Islam

Diperbarui: 9 November 2024   18:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa anak yang tidur bersama orang tua atau Co-sleep hingga usia 7 tahun bisa mengalami dampak positif dan negatif. Tidur bersama dapat memberikan rasa aman pada anak dan memperkuat ikatan emosional antara orang tua dan anak, terutama dalam situasi di mana anak merasa cemas atau mengalami ketakutan malam hari. Banyak orang tua juga merasa bahwa tidur bersama memudahkan mereka dalam merespons kebutuhan anak, seperti saat anak terbangun atau sakit. Beberapa studi menyebutkan bahwa tidur bersama dapat mendukung keterikatan yang aman, terutama dalam budaya di mana co-sleeping atau tidur bersama sudah menjadi tradisi.

Namun, di sisi lain, penelitian juga menemukan bahwa anak yang tidur bersama orang tua terlalu lama berpotensi mengalami kesulitan dalam mengembangkan kemandirian. Anak yang terbiasa tidur bersama cenderung merasa lebih bergantung secara emosional, dan ini dapat berdampak pada perkembangan rasa percaya diri serta kemampuan mengatasi kecemasan. Tidur terpisah secara bertahap pada usia sekitar 7 tahun direkomendasikan oleh para ahli psikologi untuk membantu anak merasa nyaman tidur sendiri, yang berdampak baik bagi kesehatan mental mereka dalam jangka panjang.

Secara ilmiah dan berdasarkan sudut pandang agama Islam, pemisahan tempat tidur anak dari orang tua memiliki landasan yang kuat, terutama terkait perkembangan psikologis, kesehatan tidur, dan nilai-nilai agama.

Penelitian Ilmiah tentang Pemisahan Tempat Tidur Anak. Penelitian sementara menunjukkan bahwa usia yang baik untuk anak mulai tidur sendiri adalah sekitar usia 3-7 tahun. Anak mulai memiliki rasa kemandirian pada usia ini, dan tidur sendiri membantu mereka membangun kepercayaan diri serta pola tidur yang sehat. Menurut beberapa pakar, tidur terpisah dapat membantu anak mengembangkan kemandirian, rasa aman, dan disiplin. Mereka belajar tidur tanpa ketergantungan pada orang tua, yang membantu proses perkembangan emosional dan mental jangka panjang. Tidur terpisah juga bermanfaat bagi kesehatan tidur baik anak maupun orang tua. Anak yang terbiasa tidur sendiri cenderung memiliki tidur yang lebih nyenyak tanpa terganggu gerakan atau suara dari orang tua.

Perspektif dalam Agama Islam

Dalam Islam, konsep pemisahan tempat tidur untuk anak dianjurkan dengan tujuan mendidik nilai-nilai kesopanan dan menjaga batas-batas aurat antara anggota keluarga.

Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad SAW menganjurkan agar anak mulai dipisahkan tempat tidurnya pada usia 7 tahun. Beliau bersabda: "Perintahkan anak-anak kalian untuk shalat ketika mereka berumur tujuh tahun, dan pukullah mereka (jika tidak melaksanakannya) pada umur sepuluh tahun, serta pisahkan tempat tidur mereka." (HR. Abu Dawud). Ini menunjukkan perhatian Islam pada pendidikan nilai-nilai moral sejak dini dan menjaga batas privasi antara orang tua dan anak.

Dengan memisahkan tempat tidur, anak-anak diajarkan batasan aurat dan menghormati ruang pribadi orang tua, yang akan berguna dalam membangun sikap dan perilaku yang baik saat mereka tumbuh. Selain menjaga batasan, anak juga diajarkan untuk lebih mandiri, suatu aspek yang penting dalam akhlak dan kepribadian yang diharapkan dalam Islam.

Secara umum, para ahli maupun ajaran agama Islam merekomendasikan pemisahan tempat tidur untuk anak demi kemandirian, kesehatan psikologis, serta penerapan nilai-nilai moral dalam kehidupan sehari-hari.


Anak-anak yang bisa tidur sendiri tetap lebih suka tidur dengan orang tua mereka karena alasan Takut gelap, Kecemasan umum, Kesepian, Mimpi buruk, Gangguan tidur, Kondisi kesehatan atau Masalah mental

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline