Indikator kesuraman ekonomi semakin nampak dalam tahun tahun terakhir, bahkan angka deflasi dan daya beli masyarakat menengah ke bawah tampak buruk dalam 5 bulan terakhir ini. Berapapun kekayaaan seseorang akan terimbas, tapi jadi beban berat bagi ekonomi menengah ke bawah. Menghadapi kondisi ekonomi yang memburuk, cari kerja susah, pajak mencekik, harga harga mahal dan daya beli yang melemah maka lengkaplah kepanikan, stresmd an kecemasan umat. Berdasarkan panduan Al-Qur'an dan Hadits, Islam memberikan prinsip-prinsip yang relevan untuk menjaga kesabaran, ketenangan, serta mencari solusi yang bijaksana. Beberapa panduan Quran dan hadits bisa dijadikan pedoman:
1. Bersabar dan Tawakal. Dalam Al-Qur'an, Allah sering mengingatkan untuk bersabar dalam menghadapi kesulitan. Bersabar dan bertawakal kepada Allah adalah kunci utama menghadapi cobaan, termasuk dalam kondisi ekonomi yang sulit. Al-Baqarah: 286: "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Al-Baqarah: 153: "Wahai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu." Sabar dalam menghadapi situasi ekonomi yang sulit adalah perintah Allah, dan kita juga diperintahkan untuk tetap berusaha dan tidak putus asa dari rahmat-Nya.
2. Mengutamakan Ikhtiar dan Doa. Dalam menghadapi kesulitan ekonomi, Islam mengajarkan untuk berusaha (ikhtiar) sebaik mungkin, namun tetap mengandalkan doa dan tawakal. Rasulullah SAW bersabda: "Sekiranya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, niscaya kalian akan diberi rezeki sebagaimana burung diberi rezeki. Ia pergi di pagi hari dalam keadaan lapar dan pulang di sore hari dalam keadaan kenyang." (HR. Tirmidzi). Dalam situasi ekonomi sulit, penting untuk terus berusaha dengan gigih dan bersungguh-sungguh sambil tetap memohon pertolongan dari Allah.
3. Berhemat dan Menghindari Pemborosan. Al-Qur'an mengajarkan pentingnya hidup sederhana dan tidak berlebihan dalam pengeluaran. Ini sangat relevan ketika daya beli menurun. Al-Isra: 27: "Sesungguhnya orang-orang yang pemboros adalah saudara-saudara setan, dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya." Dalam kondisi ekonomi sulit, sangat penting untuk menghindari pemborosan dan mengelola sumber daya dengan baik agar kebutuhan pokok tetap tercukupi.
4. Memberikan Sedekah dan Zakat. Islam mengajarkan pentingnya membantu sesama melalui zakat, sedekah, dan infaq, meskipun dalam kondisi sulit. Dengan berbagi, keberkahan rezeki akan semakin melimpah, dan krisis ekonomi bisa dihadapi secara bersama-sama. At-Taubah: 60: Zakat membantu kaum fakir dan miskin. HR. Muslim: "Sedekah itu tidak akan mengurangi harta." Memberi kepada yang membutuhkan bisa menjadi jalan keberkahan dan solusi dalam menghadapi tekanan ekonomi.
5. Memperkuat Solidaritas Sosial. Islam sangat menganjurkan adanya solidaritas dan kerja sama antar umat dalam menghadapi situasi sulit. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:"Perumpamaan kaum mukminin dalam hal saling mencintai, saling mengasihi, dan saling menyayangi, bagaikan satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuh turut merasakannya." (HR. Bukhari dan Muslim). Dengan bekerja sama, berbagi, dan saling membantu, umat bisa lebih kuat menghadapi tantangan ekonomi.
6. Meningkatkan Keimanan dan Ketakwaan. Al-Qur'an menyatakan bahwa dengan meningkatkan ketakwaan, Allah akan memberikan jalan keluar dari berbagai masalah, termasuk kesulitan ekonomi. At-Talaq: 2-3: "...Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya."
Dengan memperbanyak amal ibadah, baik shalat, doa, serta menjauhi larangan-Nya, umat Islam dijanjikan kemudahan rezeki.
Dalam menghadapi kondisi ekonomi yang sulit, Islam memberikan tuntunan yang jelas: sabar, tawakal, berusaha keras, hidup hemat, saling membantu, dan memperkuat keimanan. Dengan menjalankan nilai-nilai ini, diharapkan seseorang dapat menghadapi situasi ekonomi yang sulit dengan lebih tenang dan mendapatkan solusi yang bijaksana dari Allah.
Bukan gajimu yang membuat miskin atau kaya melainkan kebiasaan belanjamu. Jika seseorang bersikap lurus terhadap uang, itu akan membantu meluruskan hampir setiap bidang lain dalam hidupnya. Kekayaan tidak terdiri dari memiliki harta benda yang besar, tetapi memiliki sedikit keinginan. Fakta sederhana yang sulit dipelajari adalah bahwa waktu untuk menabung adalah saat kamu punya. Kebahagiaan tidak hanya dalam kepemilikan uang, itu terletak pada kegembiraan pencapaian, dalam sensasi upaya kreatif. Utang adalah biaya hidup masa depan yang dipakai hari ini. Tabungan adalah biaya hidup masa depan yang sudah dimiliki hari ini. Walllahualam.
MASJID ALFALAH BENHIL
www.masjidalfalahbenhil.com