Lihat ke Halaman Asli

Widodo Judarwanto

TERVERIFIKASI

Penulis Kesehatan

"Heat Stroke", Dugaan Penyebab Kematian Pembagian Sembako Monas, Bagaimana Pencegahannya?

Diperbarui: 9 Mei 2018   10:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Foto: Warta Kota --repro

Heat stroke diduga sebagai penyebab utama kasus kematian yang memprihatinkan dua anak lelah, lemah dan tidak mampu saat berebut sembako. Tetapi yang lebih mengenaskan saat sebelum meninggal korban belum mendapatkan sembako dan sebelum berangkat belum makan. Diperparah dengan kondisi di tengah teriknya matahari, anak yang demikian lemah itu harus berebut sembako yang tidak seberapa dengan ratusan ribu manusia dewasa. Ternyata bukan hanya dua anak tewas, puluhan orang dewasa pingsan jadi korban acara itu. Bukan saling menuding tetapi lebih baik mencermati kasus tersebut sebagai pengalaman terbaik bangsa ini.  Pengalaman menyedihkan itu bisa dijadikan pelajaran berharga berbagai pihak baik masyarakat, panitia dan pemprov DKI Jakarta agar tidak terjadi di kemudian hari.

Heat stroke adalah kondisi mengancam jiwa dimana suhu tubuh mencapai lebih dari 40C atau lebih. Heat stroke dapat disebabkan karena kenaikan suhu lingkungan, atau aktivitas yang dapat meningkatkan suhu tubuh. Kondisi lingkungan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan suhu tubuhpun ikut naik. Penyebab utamanya adalah suhu lingkungan sekitar yang terlalu tinggi. Biasanya terjadi di lingkungan yang panas dan lembab. Heatstroke juga bisa disebabkan oleh karena aktivitas berlebihan salah satunya karena berdesak desakan dapat menyebabkan naiknya suhu tubuh.

Adapun tanda dan gejala heat stroke adalah kenaikan suhu, sampai 40C atau lebih merupakan salah satu tanda utama dari heat stroke. Manifestasi pada kulit adalah kemerahan pada kulit terutama muka dan tangan. Keringat berlebihan, nafas anda menjadi cepat dan terasa berat, denyut jantung semakin cepat dan sakit kepala seperti ditusuk-tusuk. Bila keadaan berlanjut tidak ditangani berakibat kejang, pingsan atau tidak sadar dan mengancam jiwa.

Penyebab heat stroke bisa disebabkan berbagai faktor. Heat stroke bisa disebabkan karena bernahai kondisi serius yang berhubungan dengan suhu yang tinggi baik suhu lingkungan atau suhu tubuh. Heat stroke juga dapat terjadi jika anda memakai pakaian yang terlalu  tebal dan ketat di tempat yang lingkungannya panas sehingga mengganggu  pengeluaran keringat. Penyebab lainnya juga bisa disebabkan karena  meminum alkohol berlebihan sehingga menyebabkan gangguan pusat  pengaturan suhu tubuh di otak. Apapun penyebabnya diperlukan penanganan  medis segera untuk mencegah kerusakan otak dan organ lain, dan kematian. Jika kondisi awal tidak segera ditangani maka kondisi akan cepat memburuk dan menjadi heat stroke. Pencegahan termasuk mewaspadai pemakai obat yang dapat meningkatkan risiko penyakit heat stroke misalnya antihipertensi, diuretik, dan antikolinergik), 

Gangguan ini diawali adalah heat crampatau kram akibat kenaikan suhu tubuh, dimana terjadi karena paparan suhu yang sangat tinggi. Biasanya ditandai dengan keringat berlebihan, kelelahan, haus, kram otot, biasanya di perut tangan atau kaki. Kondisi ini umumnya terjadi di iklim yang hangat dengan aktivitas fisik berat. Saat menceritakan kronologis anaknya, si Ibu mengatakan bahwa anaknya lemas di pangkuan, kehausan dan lapar. Hal ini tampaknya mungkin merupakan gejala awal.

Gangguan berbagai organ tubuh yang bisa terjadi pada Heat Stroke diantaranya adalah Sistem saraf pusat (SSP) sangat sensitif terhadap efek merusak hipertermia. Kematian sel luas terjadi tetapi lebih jelas di wilayah serebelum (sel Purkinje). Heat-related sequalse CNS jangka panjang termasuk defisit cerebellar,  demensia, hemiplegia, quadriparesis, dan perubahan kepribadian. Dalam satu penelitian, rhabdomyolysis diamati pada hampir semua pasien dengan EHS dan sebanyak 86% pasien dengan NEHS. Sindrom kompartemen diamati paling sering pada pasien dengan rhabdomyolysis berat dan pada pasien yang tidak bisa bergerak. Cedera ginjal akut dapat terjadi pada sebanyak 25-30% pasien yang mengalami heat stroke (terutama EHS). Gagal  hati akut karena nekrosis hati dan nebrosis sentrilobular umumnya  terjadi dalam 48 jam pertama, tetapi dapat mencapai puncaknya selama 2  minggu setelah onset stroke panas. Dalam kasus yang jarang terjadi, gagal hati dapat dipersulit oleh program fulminan yang membutuhkan transplantasi hati. Pasien yang bertahan umumnya memiliki kembalinya fungsi hati yang lengkap. DIC adalah komplikasi langka dan karies prognosis yang buruk ketika terjadi. Studi mikroskopi elektron telah menunjukkan bahwa cedera termal  langsung ke endotelium vaskular adalah pemicu utama agregasi trombosit  dan, mungkin, DIC. ARDS mungkin karena cedera termal langsung ke paru-paru, atau mungkin mempersulit kegagalan hati, infeksi, atau aspirasi. Ketika dikaitkan dengan gagal hati, prognosis pasien jauh lebih buruk.

Komplikasi yang mungkin terjadi pada heat stroke adalah syok, karena aliran darah yang kurang secara tiba-tiba. Tanda-tandanya adalah tekanan darah rendah, bibir dan kuku yang kebiruan, kulit yang terasa dingin dan licin. Syok dapat merusak oran jika tidak ditangani segera. Jika gejala awal tidak ditangani cepat dan tepat maka dapat mengancam jiwa atau mengalami kerusakan pada otak dan organ lainnya. Organ-organ tubuh yang penting dan sensitif seperti otak akan terjadi edama atau membengkak sebagai respon dari kenaikan suhu yang berlebihan, dan jika tidak segera didinginkan, kerusakan organ ini bersifat menetap.

Pencegahan

  • Bila hendak memasuki aktifitas yang padat, panas dan padat berdesak desakan sebaiknya harus lebih berhati hati. Dalam keadaan padat berdesak desakan membuat lingkungan semakin panas, kurang oksigen atau membuat tubuh semakin tertekan membuat suhu tubuh meningkat cepat
  • Jangan membawa anak atau perempuan hamil, perempuan lemah, atau orangtua bila dirasakan tempat aktifitas sangat panas, padat dan berdesak desakan
  • Bila tempat aktifitas di tengah terik matahari sebaiknya menyiapkan baju tipis lengan panjang, topi atau payung dan diusahakan cari tempat teduh,
  • Sebelum berangkat sebaiknya sarapan terlebih dahulu
  • Bekal air minum, sehingga saat terjadi kehausan sebaiknya segera minuman isotonik yang sekarang banyak dijual bebas, istirahat di tempat yang teduh yang cari tempat yang ber AC
  • Pencegahan utama sebaiknya acara pembagian sembako dalam jumlah tertentu atau banyak dilarang. Karena, kasus meninggal dan korban berjatuhan akibat aktifitas tersebut. Pembagian sembako bisa dilakukan dengan cara lain yang lebih beradab, berbudaya, manusiawi dan memperdulikan nyawa dan kesehatan masyarakat
  • Panitia kegiatan yang melakukan aktifitas beresiko harus menyediakan tempat khusus bagi anak, perempuan hamil atau lanjut usia. Bila tidak bisa menyediakan tempat khusus tersebut harus melarang dengan tegas anak, ibu dan orangtua.
  • Panitia kegiatan harus menyediakan tim keamanan internal dari panitia atau ekternal dari kepolisian untuk mengatur alur antrian agar tidak berdesak desakan dan berhimpit himpitan
  • Pantia kegiatan harus menyediakan tim kesehatan yang profesional yang mempunyai kompetensi dalam menangani tindakan gawat darurat.
  • Panitia harus menyediakan alat semprot air baik semprot tangan dengan botol, kipas angin berair atau semprot air dengan mobil tangki air. Semprot air dengan botol dapat disemprotkan pada pesrta yang kepanasan. Kalau perlu semprot air dengan slang besar dilakukan bila masa padat berdesak desakan berlangsung lama dan panas sangat terik

Penanganan

  • Penanganan pertama yang bisa dilakukan adalah memperbaiki kebutuhan cairan dan elektrolit dengan minum cairan dingin, berelektrolit dan manis.
  • Cari tempat sejuk untuk berteduh, tempat terbuka berangin, kipas angin atau tempat ber AC, dan dinginkan tubuh anda minum dingin, buka pakaiannya, agar keringat dapat menguap, lalu selimuti penderita dengan kain basah, kompres es pada ketiak, beri penderita minuman berelektrolit atau jus. Sambil melakukan penanganan awal, segera mencati inisiatif mencarai transportasi atau ambulance untuk dibawa segera ke rumah sakit, ini merupakan tindakan darurat.
  • Buka pakaiannya, agar keringat dapat menguap, lalu selimuti penderita dengan kain basah, kompres dingin atau es pada ketiak, kepala dan sekujur badan.
  • Beri penderita minuman berelektrolit, manis atau jus. Sambil melakukan penanganan awal, segera mencati inisiatif mencarai transportasi atau ambulance untuk dibawa segera ke rumah sakit, ini merupakan tindakan darurat.

Referensi

  • Tintinalli, Judith (2004). Emergency Medicine: A Comprehensive Study Guide (6th ed.). McGraw-Hill Professional. p. 1186. 
  • "Heat Illness: MedlinePlus". Nlm.nih.gov. Retrieved 2014-07-10. Lipman, GS; Eifling, KP; Ellis, MA; Gaudio, FG; Otten, EM; Grissom, CK; Wilderness Medical, Society (December 2013). "Wilderness Medical Society practice guidelines for the prevention and treatment of heat-related illness.". Wilderness & environmental medicine 24 (4): 351--61. 
  • Prevent heat stroke: Texas medical Association. (Online). Dapat diakses di:http://www.texmed.org
  • Heat stroke first aid and emergency treatment guide: Networking for health med india. (Online). Dapat diakses di:http://www.medindia.net 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline