Lihat ke Halaman Asli

Widodo Judarwanto

TERVERIFIKASI

Penulis Kesehatan

Siapa yang Patut Disalahkan atas Melorotnya Prestasi Olahraga Indonesia?

Diperbarui: 26 November 2019   14:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Boombastis.co.id

SEA Games di malaysia berakhir sudah, Indonesia semakin terpuruk prestasinya di urutan ke lima. Pesta olahraga antar negara-negara di wilayah Asia Tenggara digelar sejak 1959, dan Indonesia mulai terlibat sejak SEA Games 1977 di Kuala Lumpur -dan Indonesia saat itu menjadi langganan juara umum. 

Bahkan Inodnesia sempat 10 kali menjadi juara umum. Kecuali kalah oleh Thailand di SEA Games 1985 di Bangkok dan 1995 di Chiang Mai, Indonesia kembali berjaya di ajang yang sama pada 1987, 1989, 1991, 1993 dan 1997.

Dalam tiga ajang berikutnya pada tahun 1979, 1981, 1983, Indonesia berturut-turut menjadi nomor satu, mengungguli Thailand yang dulunya sempat mendominasi. Setelah reformasi, prestasi Indonesia semakin anjlok sekali. Dalam dua tahun terkahir di era Jokowi ini justru semakin terpuruk di urutan ke lima.

Prestasi ini dinilai paling buruk dalam sejarah Indonesia di bidang olahraga. Pada SEA Games di Palembang dan Jakarta saat era SBY tahun 2011, Indonesia kembali berjaya menjadi juara umum kembali, tetapi kemudian prestasinya terus merosot. 

Saat ini kita dikalahkan dengan negara Malaysia, Thailand, bahkan kalah dengan Vietnam dan negara berpenduduk kecil Singapura. Bahkan tradisi sapu bersih cabang bulu tangkis kali ini Indonesia terpuruk dikalahkan Thailand yang dari dulu kalah jauh peringkat dunianya di bawah Indonesia. Indonesia dalam 2 tahun ini sedang dalam darurat prestasi olahraga.

Siapa yang salah dalam amburadulnya prestasi Indonesia ini? Atletkah yang salah, nasibkah yang harus disalahkan atau pemangku dan pelaku kebijakaan yang saat ini selalu tidak pernah mau disalahkan?

Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat melepas kontingen atlet yang akan berlaga di SEA Games XXIX di Kuala Lumpur, Malaysia. seperti biasa selalu optimis yang berlebihan menuntut untuk Indonesia menjadi juara umum pesta olahraga dua tahunan di Asia Tenggara itu. "Ya kita sebagai negara besar mestinya targetnya seperti itu (juara umum)," kata Jokowi seperti dilansir kompas (7/8/2017).  

"Targetnya emas, ya emas. Targetnya juara, ya juara. Dan ini menjadi batu untuk melompat ke Asian Games," kata Jokowi saat itu. Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games pada 2018. Saat itu dengan penuh semangat presiden berapi api mengtakan bahwa pembinaan harus dilakukan terus-menerus dengan kompetisi-kompetisi usia dini, remaja, dan dewasa. 

Sistem kompetisi harus diciptakan dengan baik. Sistem pembinaan juga harus terencana. "Juga sistem anggaran yang terencana dan baik, karena tanpa pengorganisasi seperti itu dengan sistem kompetisi, kompetisi, kompetisi, ya apa pun sulit. 

Semakin banyak kompetisi akan semakin memperbaiki prestasi atlet. Kuncinya di situ," ujar Jokowi. Tetapi uniknya seminggu setelah itu justru di era Jokowi prestasi olahraga di Indonesia anjlok dan terpuruk bahkan mencatat prestasi terburuk dalam sejarah olahraga di Indonesia di tengah keoptimisan sebagai juara umum. 

Ada apa apa dengan negara ini? Mengapa pemangku kebijakan salah memprediksi kemampuan rakyatnya dan kemampuan diri sendiri? Ternyata bangsa harus sadar bahwa saat dalam self asessment yang lemah maka kelemahan dalam perencanaan dan kehancuran dalam pelaksaannya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline