Lihat ke Halaman Asli

Widodo Judarwanto

TERVERIFIKASI

Penulis Kesehatan

Dalang Dibalik Perang Nazaruddin vs Chandra Hamzah

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penanganan kasus mega korupsi yang dituduhkan terhadap Nazaruddin ternyata tidak pernah berhenti tetapi terus berkembang panas. Bahkan saat ini tidak disadari masyarakat dan opini publik tergiring ke masalah yang sangat tidak subtansial dalam penanganan kasus. Opini publik saat ini bukan diarahkan bagaimana Nazaruddin harus disidik dan diadili. Tetapi justru mata masyarakat diseret kepada konflik perang tudingan antara Nazaruddin melawan Chandra Hamzah. Tampaknya terdapat pola yang sama antara tudingan kasus Cicak dan buaya dengan kasus Nazaruddin vs Chandra Hamzah saat ini. Siapa sutradara hebat yang mampu menyihir opini publik untuk beralih. Dalang canggih ini bila dicermati selalu menyerang Chandra dan KPK secara terstruktur dan konsisten, yang selalu membuat polemik di masyarakat.

Masyarakat saat ini dibuat bingung dan terus saling curiga. Sebenarnya saat ini perseteruan Nazaruddin dan Chandra bukan pada ranah hukum tetapi ranah publik. Masyarakat dan media tanpa disadari saat ini seakan digiring pada kasus Chandra dengan mulai mengabaikan substansi utama kasus mega korupsi Nazaruddin. Seharusnya masyarakat harus tersadar segera bahwa penggiringan opini publik ini telah dilakukan oleh seorang dalang yang hebat secara konsisten dan terstruktur melakukan tekanan dan serangan kepada KPK khususnya Chandra Hamzah. Serangan terhadap Chandra Hamzah juga adalah merupakan serangan terhadap kredibilitas KPK. Bisa saja Chandra ketibanpulung karena sang sutradara melihat Chandr mempunyai celah karena berbagai alibi pertemuan dengan Nazaruddin.

Dalam pertemuan pers yang dilakukan Chandra Hamzah dalam menjawab tudingan Nazaruddin terdapat hal yang menarik dikaji. Beberapakali Chandra mengatakan : "Coba cermati kesamaan pola antara kasus "Cicak Buaya" dan kasus "Nazaruddin vs Chandra Hamzah". Chandra membeberkan kesamaan tudingan itu adalah masalah tudingan pertemuan, penerimaan uang dan rekaman CCTV. Jadi kalau ada kecurigaan pola yang sama, maka pasti ada mister mind dibelakang drama ini semua. Siapa Dalang yang mengatur perang antara Nazaruddin dan Chandra Hamzah ?

Selama ini beberapa pengamat mencurigai bahwa peran pengacara Nazaruddin sangat dominan dalam perang urat saraf itu. Saat ini OC Kaligis dan kawan-kawan adalah tim pengacara yang berada di belakang Nazaruddin. Kecurigaan para pengamat itu bisa saja semakin kental, ketika siapapun anggota tim pengacara selalu menggunakan strategi menghancurkan dan melemahkan KPK. Tim pengacara secara konsisten, terstruktur dan terus menerus menabur genderang perang dengan KPK dalam setiap kesempatan.

Pola ini juga tampaknya sama terjadi saat kasus Cicak Buaya bergulir di masyarakat. Saat itu Bibit Chandra selain berseteru dengan Polri juga berseteru dengan OC Kaligis pengacara Anggodo. Anggodo saat itu dituduh percobaan suap terhadap KPK. Kesamaan pola itu juga hampir sama ketika Bibit Chandra dituduh menerima uang dan ditekan ada bukti rekama CCTV. Saat itu OC Kaligis juga secara konsisten selalu menyerang semua prosedur dan gebrakan KPK. Bahkan saat itu dia menerbitkan buku hanya untuk menyerang KPK.

Saat perang Nazaruddin dan Chandra saat ini juga mendapat bantuan hukum dari pengacara yang sama. Mulai dari awal hingga akhir modus strategi pembelaannya adalah sangat mudah dibaca. Dalam setiap kesempatan strategi umum tim pengacara adalah selalu menyerang dan melemahkan KPK dengan segala cara. Saat pengejaran KPK terhadap Nazaruddin, dalam media berkali-kali selalu berusaha menjatuhkan kredibilitas KPK. Bahkan dalam sebuah media televisi, OC Kaligis menakut-nakuti KPK akan ditangkap polisi Singapura karena telah menyewa pengacara handal Singapura. Demikian juga saat perburuan KPK di Kolombia, tim pengacara selalu menampilkan isu yang cukup pedas terhadap KPK seperti pencucian otak di pesawat, penghilangan barang bukti dan sebagainya.

Pola sama lainnya adalah selalu mengkalim barang bukti CCTV, CD, Flashdisk dan sebagainya. Tetapi saat ditagih didepan hukum tidak pernah menunjukkan buktinya. Sampai sekarangpun tim pengacara juga berdalih bahwa bukti rekaman Chandra menerima uang sedang disimpan pengacara di Singapura. Sampai detik inipun belum pernah disebutkan siapa nama apalagi wajah pengacara Singapura yang disewa Nazaruddin. Anehnya mengapa tim pengacara masih menggunakan alasan nama pengacara Singapura. Padahal saat ini lokasi yuridiksi hukum Nazaruddin adalah Indonesia bukan di Singapura. Seorang pengamat hukum mencurigai nama pengacara Singapura bisa saja dicatut agar sulit dilacak kebenarannya. Alasan lainnya OC Kaligis mengatakan bukti itu nantinya akan dibuka di pengadilan. Sama seperti kasus ketika sedang membela Anggodo, OC Kaligispun tidak pernah menampilkan bukti CCTV itu sampai inkrahnya keputusan vonis untuk Anggodo.

Secara hukum mungkin tidak ada salahnya setiap pengacara membela kliennya dengan berbagai cara dan strategi. Tetapi strategi untuk menjatuhkan penyidik adalah modus yang digemari para pengacara adalah cara yang tidak elegan. Upaya yang tidak elegan itu akan memperkeruh kehidupan sosial masyarakat yang menciptakan saling curiga mencurigai tanpa data dan fakta hukum.

Kalau tudingan para pengamat itu benar, bahwa saat ini perang Nazarudin melawan Chandra didalangi tim pengacarannya. Maka hal itu bukanlah budaya yang tidak boleh diteladani. Tim pengacara Nazaruddin harus membuktikan segera bahwa tudingan pengamat itu tidak benar. Seharusnya dalam memperjuangkan kliennya pengacara memakai strategi mematahkan tuduhan kepada kliennya dengan memberikan data dan bukti hukum bahwa tuduhan itu tidak dilakukan kliennya. Tetapi saat ini pengacara Nazaruddin bukannya sibuk mencari data dan fakta hukum untuk mematahkan tuduhan KPK. Tetapi malah sibuk mencari kesalahan dan mengkriminalisasikan KPK khususnya Chandra Hamzah. Tampaknya strategi pengacara Nazaruddin ini sementara cukup efektif. KPK saat ini justru bukan disibukkan menyidik Nazaruddin tetapi justru sibuk mengurusi pimpinannya yang dituding bermasalah. KPK terpaksa harus bekerja keras seperti itu karena strategi pembela Nazaruddin untuk menyeret masalah ini ke ranah publik berhasil. Saat ini masyarakat tergiring untuk mengkriminalisasikan dan memvonis KPK sebagai pesakitan yang tidak layak menyidik kasus Nazaruddin. Dalam keadaan seperti ini sebaiknya KPK harus diberi dorongan dari masyarakat agar tidak ikut menggebuki kinerja dan kredibilitas KPK. Justru masyarakat haus cermat setipa upaya yang menghancurkan KPK saat sedang memberantas korupsi di negara hukum.

Saat ini media masa, masyarakat dan pengamat sedang digiring dalam suasaana saling curiga dan penuh tidak kepastian. Masyarakat akan semakin bingung siapa yang berbohong dan siapa yang berkata benar. Misteri ketidakpastian ini telah diciptakan oleh dalang perang antara Nazaruddin dan Chandra Hamzah. Dalang dibalik semua ini telah berhasil sebagai sutradara hebat yang berhasil mengkerdilkan dan mengkeroposi KPK. Majulah KPK untuk basmi para koruptor. Jangan gamang sedikitpun, meski para jahanam itu menudingmu dengan berbagai kriminalisasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline