Lihat ke Halaman Asli

Widodo Judarwanto

TERVERIFIKASI

Penulis Kesehatan

Surat Untuk SBY, Nazaruddin Sutradara Hebat

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_130218" align="aligncenter" width="640" caption="Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin tiba di Komisi Pemberantasan korupsi (KPK), Jakarta, Sabtu (13/8/2011). Tersangka kasus dugaan suap pembangunan wisa atlet Sea Games tersebut tiba di Jakarta sekitar pukul 19.30 WIB dan langsung dilakukan serah terima dari tim penjemput ke KPK./Admin (KOMPAS/Lucky Pransiska)"][/caption] Setiap gerak dan ucap Nazaruddin selalu saja menyita perhatian bangsa ini. Saat terakhir akan diadili secara hukum untuk membuktikan kebenaran nyanyiannya di KPK justru mengatakan lupa dan tidak bisa mengingat apa-apa. Bahkan ia mengadu kepada SBY untuk tidak mengganggu anak isterinya. Nazaruddin bak aktor ulung dengan sutradara hebat. Setiap kalimat yang keluar dari mulutnya telah membuat bangsa ini tersihir. Setiap pernyataannya membuat badai besar yang siap meruntuhkan individu atau kelompok yang tersangkut dalam nyanyiannya. Setiap pengakuannya membuat bangsa ini saling tuduh dan menciptakan krisis kepercayaan yang besar. Tampaknya Nazaruddin adalah seorang sutradara yang sangat hebat dalam memainkan simfoni yang dapat memainkan psikologi bangsa ini. Meski kadangkala beberapa nyanyiannya mendekati kebenaran , tetapi banyak hal lain yang tampak janggal. Bila dicermati setiap pernyataan yang mampu mengguncang bangsa ini itu tampaknya merupakan strategi yang cerdas dan hebat. Jejak rekam selama ini menunjukkan bahwa moment dan waktu nyanyiannya sangat tepat dengan setiap kejadian yang akan berlangsung baik bagi dirinya maupun kelompok yang ditudingnya. Setiap nyanyiannya dapat membuat keuntungan bagi dirinya dan kelompok tertentu demi kepentingan politik tertentu dan penghindaran ancaman hukum bagi dirinya. Setiap tudingannya membuat psikologi masa terpengaruh. Masyarakat terhanyut seakan-akan dia pahlawan yang tidak bersalah dan menimpakan kesalahan tersebut kepada KPK dan partai Demokrat. Melihat kehebatan strategi itu tampaknya diciptakan oleh seorang sutradara yang sangat hebat. Sutradara tersebut sangat piwai dalam memahami kondisi psikologi politik, psikologi masa dan psikologi hukum. Sutradara itu juga mampu membuat strategi yang ampuh untuk menghindarkan dirinya dari jerat hukum yang memburunya. Hal itu bisa saja dilakukan oleh seorang Nazaruddin sendiri. Tetapi juga sangat mungkin dikenadlikan oleh orang-orang di sekitar Nazaruddin. Mulai dari awal tudingan terhadap Ibas, Andi dan beberapa anggota DPR. Kemudian saat mendekati konggres Nasinal Parta Demokrat hendak berlangsung, Ibas dan Andi dibantah tetapi berbalik Anas Urbaningrum yang ditembaknya. Kejadian itu membuat kecurigaan ada kekuatan di sekitar Nazaruddin untuk membuat skenario nyanyiannya demi kepentingan kelompok tertentu dalam partai demokrat. Saat KPK akan memburunya, nyanyiannya langsung melibatkan beberapa pimpinan KPK. Demikian pula tindakan cerdiknya, saat diburu di Singapura Nazaruddin langsung menyewa pengacara ternama di sana. Waktu tertangkap di Kolombiapun dia berusaha menyewa pengacara kondang di sana dan berkeinginan minta suaka politik. Beberapa hal itu merupakan langkah hukum yang canggih. Wajar saja bila keadaan itu membuat masyarakat curiga terhadap pengacaranya dalam hal ini OC Kaligis berperanan membuat skenario dan sebagai sutradaranya. Kecurigaan tersebut semakin besar karena berbagai kejadian itu selalu saja terjadi setiap setelah Nazaruddin bertemu OC Kaligis. Demikian juga isu yang dihembuskan OC Kaligis tentang pengacara yang tidak boleh mendampingi di pesawat saat kepulangan dari Kolombia dianggap sebagai upaya cuci otak. Tampaknya juga merupakan kejanggalan karena kalapun mau melakukan cuci otak kenapa harus repot-repot di pesawat, di tahananpun lebih mudah, aman dan efektif. Apalagi di pesawat melibatkan beberapa instansi Mabes Polri, Interpol, KPK, Kemenlu atau Menkumham. Kalau cuci otak yang dituduhkan itu dilakukan akan lebih mudah bocor ke luar. Begitu juga saat ini Nazaruddin sedang berusaha memainkan psikologi masa dengan ucapan dan pernyataannya menulis surat ke Presiden SBY dan memohon jangan melibatkan anak dan isterinya. Nazaruddin saat ini menulis surat ke SBY untuk segera memberikan hukuman penjara kepadanya tanpa perlu lagi mengikuti proses persidangan untuk membela hak-haknya. Dia rela dihukum penjara bertahun-tahun asalkan SBY dapat berjanji akan memberikan ketenangan lahir dan batin bagi keluarga, khususnya bagi istri dan anak-anaknya. Dia juga menghiba bahwa istri saya adalah benar-benar seorang ibu rumah tangga yang sama sekali tidak mengetahui apa pun yang berhubungan dengan kepartaian. Dia juga berjanji, saya tidak akan menceritakan apa pun yang dapat merusak citra Partai Demokrat serta KPK demi kelangsungan bangsa ini. Padahal Neneng Sri Wahyuni resmi ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan dan supervisi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi tahun anggaran 2008. Oleh KPK, Neneng dijerat dengan sangkaan pasal kejahatan berlapis. Seharusnya kalimat tidak usah diproses secara huum itu tidak perlu terucap karena Nazaruddin adalah anggota Komisi Hukum DPR dan pengacaranya terdiri dari pakar hukum hebat. Sebenarnya Nazaruddin atau pengacaranya paham bahwa surat itu pasti tidak akan digubris SBY. Kalaupun hendak berkeluh kesah dan melakukan bargaining dengan SBY seharusnya melalui orang kepercayaan SBY bukan di ruang publik seperti itu. Tampaknya hal ini merupakan strategi canggih yang dapat melibatkan psikologi masyarakat yang dapat membuat dukungan terhadapnya meningkat. Tujuan itu tampaknya mungkin berhasil. Saat ini sebagian masyarakat mulai menaruh belas kasihan terhadap Nazaruddin bahkan sebaliknya menganggap partai demokrat atau SBY menekannya. Padahal sampai saat ini tidak ada seorangpun orang demokrat yang berani menjenguknya. Saat ini dia ingin pindah ke rumah tahanan Cipinang karena alasan mempermudah dirinya bila dibesuk. Alasan agar mudah dibesuk ini juga alasan yang pasti tidak akan bisa diterima KPK. Dia juga beralasan selama di Brimob diintimidasi dan ditekan. Padahal penahanan di Brimobpun saat ini dilakukan pengawasan oleh KPK melalui CCTV. Sehingga kalaupun ada intimidasi tersebut pasti akan termonitor dari KPK. Hal itu menjadi janggal karena bisa saja untuk mensiasati kesulitan pihak tertentu terutama pengacaranya untuk menemuinya secara bebas di tempat tahanannya. Karena saat ini pemilihan penahanan di markas Brimob Depok karena masalah keamanan dan dijaga super ketat. Orang dan kelompok yang menyutradarai skenario nyanyian Nazaruddin memang sangat piwai. Hal itu mungkin saja wajar terjadi, karena Nazaruddin sangat berpengaruh terhadap ekonomi dan politik kelompok lainnya. Pihak pengacara pasti akan mengeluarkan segala jurus canggih dan pamungkas demi kepentingan diri untuk membela kliennya. Sedangkan kelompok tertentu menggunakan bargaining dengan Nazaruddin demi cuci tangan kelompoknya atau bahkan untuk menghancurkan kelompok lainnya. Tetapi apapun maksud dan modus skenarionya itu seharusnya tidak untuk melemahkan tuntutan hukum Nazaruddin sebagai seorang koruptor dan upaya membongkar mafia korupsi yang dituduhkan Nazaruddin selama ini. Skenario hebat sang sutradara itu membuat Nazaruddin saat menjadi bungkam dan tidak mampu mengungkapkan kebenarannya selama ini. Cerita panjang nyanyian maut itu ternyata menobatkan Nazaruddin sebagai aktor hebat yang diskenarioi oleh sutradara yang canggih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline