Lihat ke Halaman Asli

Widodo Judarwanto

TERVERIFIKASI

Penulis Kesehatan

Susu Kambing dan Hipoalergenik Parsial Bukan untuk Alergi Susu Sapi

Diperbarui: 28 April 2024   21:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

editing pribadi

SAAT INI BAIK ORANG TUA ATAU KLINISI MASIH BANYAK YANG MENGANGGAP BAHWA SUSU HIPOALERGINIK SEPERTI SUSU NAN HA, ENFAMIL HA DAN NUTRILON HA ADALAH SUSU UNTUK PENDERITA ALERGI SUSU SAPI. DEMIKIAN JUGA PEMBERIAN SUSU KAMBING DIANGGAP SEBAGAI TERAPI ALERGI ATAU PENGGANTI SUSU SAPI. PENDAPAT TERSEBUT SEBENARNYA ADALAH TIDAK BENAR. KARENA BILA ANAK MENGALAMI ALERGI SUSU SAPI PILIHANNYA ADALAH SUSU HIDROLISAT EKSTENSIF ATAU SOYA BUKAN SUSU HIPOALERGENIK (PARSIAL) ATAU SUSU KAMBING. REKOMENDASI PEMBERIAN SUSU PROTEIN HIDROLISAT SEMPURNA (NEOCATE, PEPTI JUNIOR, PREGESTIMIL ) ATAU SUSU SOYA ADALAH UNTUK PENDERITA ALERGI SUSU SAPI YANG SUDAH MENDAPATKAN GEJALA ALERGI ATAU DIVONIS ALERGI SUSU SAPI. SUSU PARSIAL HIDROLISAT HANYALAH UNTUK PENCEGAHAN ALERGI 

Menentukan vonis anak menderita alergi susu sapi tidaklah semudah yang dibayangkan. Tidak semua manifestasi alergi haruslah disebabkan karena alergi susu sapi. Sebaliknya saat ini setiap ditemui tanda dan gejala alergi, sebagian dokter atau orangtua selalu menjadikan susu sapi sebagai kambing hitam penyebabnya. Padahal untuk memvonis seorang alergi susu sapi tidak semudah itu. Selain itu pemberian susu adalah merupakan masalah yang tersendiri pada penderita alergi. Untuk menentukan penderita yang sudah divonis alergi susu sapi pilihan utama adalah susu ektensif hidrolisat. Tetapi beberapa penderita juga bisa toleran terhadap susu soya. Seringkali kesalahan terjadi bahwa setiap anak mengalami tanda dan gejala alergi diadviskan susu hidrolisat parsial alergi seperti NAN HA, Nutrilon HA atau EnfaHa. 

Padahal susu tersebut hanya untuk prevention atau pencegahan alergi bukan untuk penderita alergi susu sapi. Tetapi memang beberapa bayi dengan gejala alergi yang ringan dapat mengkonsumsi susu hodrolisat parsial. Meskipun sebenarnya susu ini untuk pencegahan alergi bukan untuk pengobatan. Memastikan alergi susu sapi tidak mudah karena dalam keadaan tertentu tes alergi seperti tes kulit atau tes darah tidak bisa memastikannya. Memastikan alergi susu sapi harus dengan Chalenge test atau eliminasi provokasi. Hal inilah yang membuat seringkali terjadi overdiagnosis atau perbedaan pendapat di antara para dokter dalam menentukan vonis alergi susu sapi pada anak atau bayi. 

Dalam beberapa dekade belakangan ini prevalensi dan perhatian terhadap alergi susu sapi semakin meningkat. Susu sapi sering dianggap sebagai penyebab alergi makanan pada anak yang paling sering. Beberapa penelitian di beberapa negara di dunia prevalensi alergi susu sapi pada anak dalam tahun pertama kehidupan tidaklah besar hanya sekitar 2%. Sekitar 1-7% bayi diduga menderita alergi terhadap protein yang terdapat dalam susu sapi. Sedangkan sekitar 80% susu formula bayi yang beredar di pasaran ternyata menggunakan bahan dasar susu sapi.

Susu sapi dianggap sebagai penyebab alergi makanan pada anak yang paling sering dan paling awal dijumpai dalam kehidupannya. Alergi susu sapi adalah suatu penyakit yang berdasarkan reaksi imunologis yang timbul sebagai akibat pemberian susu sapi atau makanan yang mengandung susu sapi. Alergi susu sapi adalah suatu kumpulan gejala yang mengenai banyak organ dan sistem tubuh yang ditimbulkan oleh alergi terhadap susu sapi.

Deteksi dan pencegahan alergi susu sapi harus dilakukan dengan cermat sejak dini. Pitfall diagnosis alergi susu sapi sering dialami karena gejalanya mirip gejala reaksi simpang komponen susu sapi formula dan pengaruh diet ibu saat pemberian ASI. Saat ini seringkali didapatkan setiap anak mengalami gejala alergi dianggap mengalami alergi susu sapi dan diganti dengan susu hipoalergenik parsial

Sering terjadi overdiagnosis dalam menentukan anak menderita alergi susu sapi. Sebaiknya jangan terlalu cepat memvonis alergi susu sapi pada bayi. Reaksi alergi yang timbul bukan saja terjadi karena susu formula. Dalam pemberian ASI, diet yang dikonsumsi ibu atau bayi dan anak terkena infeksi virus juga dapat mengakibatkan gangguan manifestasi alergi. Penderita alergi seringkali mengalami overdiagnosis alergi susu sapi, yang seharusnya tidak alergi susu sapi divonis alergi susu sapi. Paling sering terjadi saat keadaan bayi mengalami infeksi batuk, panas dan pilek sering mengalami gangguan seperti reaksi alergi khususnya pada kulit, saluran cerna dan hipersekresi bronkus (lendir yang berlebihan). Tetapi saat itu langsung divonis alergi susu sapi. Padahal sebelumnya sudah beberapa bulan mengkonsumsi susu sapi tidak menimbulkan gangguan.

Secara klinis dan laboratoris seringkali sangat sulit untuk memastikan anak menderita alergi susu sapi. Karena dalam keadaan tertentu tes alergi khusus tes kulit dan tes darah masih belum bisa memastikan adanya alergi susu sapi atau tidak. Hal inilah yang sering menjadikan perbedaan pendapat dan kontroversi tentang vonis alergi susu sapi apada bayi dan anak

Selain itu tidak mudah untuk menentukan pemilihan susu yang terbaik untuk anak tersebut. Seringkali sulit memastikan apakah seseorang alergi susu sapi atau intoleransi atau bereaksi terhadap kandungan tertentu dari kandungan yang ada di dalam formula. Dalam menghadapi kasus seperti ini klinik Children Allergy Center melakukan eliminasi provokasi terbuka sederhana. Secara awal penderita diberikan susu ekstensif hidrolisat. Bila gejala alergi membaik selanjutnya dilakukan provokasi formula berturut turut yang lebih beresiko seperti soya, parsial hidrolisat, dan susu formula yang minimal kandungan AA, DHA, minyak kelapa sawit dan sebagainya. Formula yang paling tepat adalah yang tidak menimbulkan gangguan. Bila timbul gejala pada salah satu formula tersebut kita harus pilih formula satu tingkat lebih aman di atasnya. Bila susu parsial hidrolisa dan soya timbul gangguan dilakukan provokasi terhadap susu laktosa dan lemah rantai tunggal (Monochain Trigliceride/MCT).

Beberapa alternatif pilihan untuk pengganti susu sapi sangat bervariasi tergantung kondisi setiap anak. Susu pengganti tersebut meliputi ASI, susu soya, susu ektensif hidrolisa, susu parsial hidrolisat, sintesi asam amino dan sebagainya. Susu Kambing bukan sebagai aleternatif untuk penderita alergi susu sapi. Karena komposisi susu kambing dan susu sapi tidak jauh berbeda. Bila anak mengalami alergi susu sapi biasanya juga mengalami alergi terhadap susu kambing. Saat ini beredar informasi yang tidak benar di masyarakat bahwa susu kambing adalah untuk mengobati penderita alergi atau sebagai pengganti susu sapi.

SUSU HIDROLISAT SEBAGIAN ATAU PARSIAL SEPERTI NAN HA, ENFA HA DAN NUTRILION HA ADALAH UNTUK PENCEGAHAN ALERGI BUKAN UNTUK PENDERITA ALERGI SUSU SAPI. Pencegahan alergi artinya bayi yang sudah terpapar protein susu sapi tapi belum mengalami manifestasialergi kembali diberi ASI atau ganti mengonsumsi susu hipoalergenik. Di usia batita, anak perlu diperkenalkan dengan susu sapi agar sistem metabolisme tubuhnya mengenal protein susu sapi dan secara perlahan toleran terhadap susu sapi formula biasa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline