Setelah jatuh tertimpa tangga, itulah pepatah yang tampaknya sedang melanda Timnas sepakbola kebanggaan Indonesia. Laskar Merah Putih saat ini dirundung masalah besar setelah kekalahan beruntun dengan Iran dan Bahrain. Masalah utama adalah perseteruan pelatih dan pemain serta ketidak optimisan Koordinator Timnas sekaligus Anggota Komite Eksekutif PSSI Bob Hippy. Bahkan tujuh pemain inti dikabarkan akan mengancam mogok main kalau pelatih Rijsbergen tetap dipakai PSSI. Padahal putaran ketiga babak penyisihan Pra-Piala Dunia 2014 memang masih menyisakan empat laga yang penting dan menentukan.
Kekalahan beruntun dan ketegangan terjadi antara pelatih Wim Rijsbergen dengan para pemain terjadi setelah Wijsbergen menyalahkan para pemain Timnas, Sehingga pemain gusar dan curhat ke Riedl, pelatih lama yang didepak PSSI. Beberapa pengamat sepakbola melihat kondisi ini mengusulkan sebaiknya Rijsbergen diberhentikan segera sebelum terjadi kegagalan yang lebih parah.
Pelatih Wim dikabarkan melontarkan kata-kata kasar dan keras kepada para pemain di ruang ganti saat jeda pertandingan antara Indonesia melawan Bahrain. Selain itu, usai pertandingan yang dimenangkan Bahrain dengan skor 0-2, Wim juga mengatakan Indonesia layak kalah karena para pemain timnas belum pantas tampil di pertandingan internasionalKetegangan terjadi antara pelatih Wim Rijsbergen dengan para pemain timnas usai Indonesia dibabat 0-2 oleh Bahrain di Stadion Gelora Bung Karno. Rijsbergen dalam jumpa pers usai pertandingan mengatakan timnas memang belum pantas bermain di level internasional. Setelah disalahkan Wijsbergen itu para pemain Timnas gusar dan curhat ke Riedl, pelatih lama yang didepak PSSI .Ucapan Rijsbergen ini membuat gerah para pemain.
Firman Utina, misalnya, melalui akun Twitternya mengatakan tak seharusnya semua kesalahan dibebankan kepada pemain. Melalui akun tersebut, Firman menulis: "Saat skarang kami bagaikan anak ayam yg ditinggal induknya. Tapi harus diingat kita adalah 1 tim yg harus 1 dan tidak bercerai berai." Saat ini Rijsbergen sedang pulang ke kampung halamannya di Belanda. Pelatih baru timnas tersebut baru akan kembali awal Oktober.Sebaiknya kritik pelatih kepada pemain biasa terjadi dalam sepak bola boleh saja terjadi. Tetapi seharusnya tidak diungkapkan ke ranah umum, apalagi setelah melakukan pertandingan.
Hal ini terkesan pelatih cuci tangan dan tridak mau disalahkkan. Semua pihak sebaiknya tak saling mencari kambing hitam, karena perjuangan Timnas masih panjang dan kesempatan lolos ke putaran kedua babak penyisihan Piala Dunia 2014 masih terbuka.Setelah memanasnya hubungan antatra para pelatih dan pemain itu tampaknya pemain timnas mengadu ke Riedl. Terjadi pertemuan antara mantan Pelatih Timnas Alfred Riedl dengan sejumlah pemain timnas di Plaza Senayan, Rabu, 7 September 2011. Riedl dan para pemain timnas untuk melakukan curhat sebagai teman, semacam curhat.
Pertemuan antara Alfred Riedl dengan sejumlah pemain timnas ini membuat PSSI gusar. Penanggung Jawab Timnas, Bernhard Limbong, mengatakan pertemuan itu, meski sekedar silaturahmi, tak dibenarkan karena tanpa sepengetahuan PSSI. Apalagi pertemuan itu terjadi ketika situasi antara para pemain timnas dengan Pelatih Wim Rijsbergen sedang panas menyusul kekalahan timnas dari Bahrain 0-2. PSSI meminta Riedl segera hengkang dari Indonesia dan tidak mengganggu timnas lagi.
Bahkan buntut dari peristiwa itu, tujuh pemain sepak bola nasional (timnas) siap mogok bermain jika pengurus Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) tak mencopot Wim Risjbergen dari kursi pelatih. Ketujuh pemain tersebut menyampaikan sikap mereka beberapa saat usai pertandingan Indonesia melawan Bahrain, 6 September 2011.Setelah peristiwa beruntun yang mengakibatkan timnas babak belur ditambah lagi ketidak optimasan Koordinator Timnas sekaligus Anggota Komite Eksekutif PSSI Bob Hippy. Bob Hippy dengan pesimis mengatakan "Di Asia Tenggara saja kita tidak juara, kok, apalagi lawan Bahrain dan Iran yang kelasnya lebih tinggi. Jadi jangan berharap terlalu jauh," Bob meminta masyarakat tak membebani para pemain dengan harapan yang kelewat tinggi. Sudah bisa lolos ke putaran ketiga babak penyisihan Pra-Piala Dunia saja, kata Bob, sudah bagus. Sebab terakhir Indonesia lolos ke putaran ketiga ini terjadi pada 1986 lalu. "Barangkali lima sampai tujuh tahun lagi kita bisa mengharapkan sesuatu yang lebih," kata Bob
Sebaiknya Pelatih Baru dicopot ?
Melihat ulah pelatih Timnas itu adalah wajar bila beberapa tokoh sepakbola Indonesia mengusulkan PSSI segera mengganti Pelatih Timnas Indonesia Wim Rijsbergen karena telah gagal mengangkat prestasi Indonesia di kualifikasi Piala Dunia setelah ditekuk Iran 0-3 dan Bahrain 0-2. Rijsbergen juga dinilai gagal menciptakan hubungan yang harmonis dengan pemain. Ketujuh pemain tersebut kecewa dengan komentar Pelatih Wim Rijsbergen yang dilontarkan usai pertandingan. Wim terkesan melemparkan semua kesalahan kepada pemain sehingga Indonesia digulung Bahrain 0-2.Para pengamat menganggap Rijsbergen tidak cukup berkompeten menjadi pelatih setingkat tim nasional.
Sebagai pelatih, Wim tidak memiliki tanggung jawab. Konferensi Pers setelah kalah bahwa Timnas itu bukan pilihannya, menunjukkan dia tidak profesional. Kalau sejak awal dia mau menangani, berarti itu pilihannya juga. Kalau memang tidak mau dengan komposisi pemain itu, seharusnya dia menolak melatih atau merekrut pemain baru.
Sebelum terlambat agar Timnas tidak semakin buruk, lebih baik Wim yang diganti daripada merombak Christian Gonzales dan kawan-kawan. Ide Wim merombak tim itu dianggap sebagai hal yang janggal. Karena waktu pertandingan sudah mepet sehingga sangat diragukan bisa membuat tim solid. Bila itu dilakukan Wim kesulitan mau merekrut pemain baru. Rekrutmen itu biasanya berdasarkan kompetisi. Padahal, sekarang kompetisi lagi berhenti.