Lihat ke Halaman Asli

Widodo Judarwanto

TERVERIFIKASI

Penulis Kesehatan

Tangis di Pesta Hari Anak Indonesia

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13114056201446540807

[caption id="attachment_124526" align="aligncenter" width="640" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption] Anak tekun belajar di sekolah Anak berbinar-binar bermain play station Sekelompok lainnya, bernapas asap knalpot menjajakan koran Anak lainnya, berpeluh lumpur membantu ibunya menanam padi Anak lainnya, kelelahan menjadi buruh pabrik kecil di ujung desa Fakta ini masih ada, ketika hari anak nasional digelar tanggal 23 Juli ini Anak dipaksa harus bekerja, hanya karena ekonomi keluarga hanya karena kemiskinan Anak gemuk berpipi montok, berlarian sangat lincahnya Anak berkulit bersih dan sehat, tertawa dengan gigi putihnya Sebagian lainnya, tidak mampu berdiri hanya karena menderita gizi buruk Anak lainnya, harus meregang nyawa hanya karena tidak diimunisasi Anak lainnya, sedang menunggu ajal hanya karena tertular AIDS dari ibunya Fakta ini belum hilang, ketika hari anak nasional diperingati tanggal 23 Juli ini Anak dipaksa berpenyakit, hanya karena korban kondisi orangtua hanya karena kelalaian negara Anak bermanja selalu diasuh ibunya Anak terlelap dibelai sayang bapaknya Sebagian orangtua lain, menampar hanya karena anak menangis minta tidur Orangtua lain, memukul hanya karena anak mengompol di kasur Orangtua lain, menyubit kulit mulus hanya karena anaknya minta dibelikan mainan Gurunya yang bukan orangtua , menendang hanya karena anak terlambat sekolah Gurunya yang bukan orangtua, menghantamkan mistar ke wajah hanya karena anak tidak mengerjakan pekerjaan rumah Fakta ini bukan cerita, ketika hari anak nasional dirayakan tanggal 23 Juli 2009 Anak dipaksa menerima kekerasan, hanya karena kebiadaban manusia dewasa Hanya karena kekejian manusia dewasa Anak merayakan gemerlap peringatan hari anak di hotel berbintang Anak bergembira bernyanyi di panggung hari anak nasional Sekawanan anak lainnya, masih mengalami korban ekploatasi seksual Sekawanan lainnya, masih menjadi korban asap rokok manusia dewasa Sekawanan lainnya, masih menjadi anak jalanan Sekawanan lainnya, masih menjadi korban kekerasan Sekawanan lainnya, masih menjadi korban kelaparan Sekawanan lainnya, masih menjadi korban perdagangan anak Fakta ini bukan isu, ketika hari anak nasional diramaikan tanggal 23 Juli ini Anak masih menjadi korban, karena gegap gempita hari anak hanya sebatas slogan Hari anak, hanya sekedar seremonial hanya sebatas pidato pejabat Negara hanya sekedar himbauan para pemerhati anak hanya secuil gegap gempita sehari setelah itu anak masih saja tetap menjadi korban anak masih saja tetap diabaikan haknya Sudahkah manusia dewasa peduli dengan anak Menghentikan tangisan anak saja tak mampu bagaimana mungkin kamu bisa peduli dengan anak Ternyata masih ada tangis, ditengah kegembiraan seremonial hari anak ini Anakku selamat hari anak Meski kamu dan temanmu kadang masih harus menderita dan menangis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline